·٠•●♥ Sahabat fillah rahikumullah....jazakumullah khoir (✿◠‿◠) ♥●•٠·

M U H A S A B A H D I R I



 بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lg Maha Penyayang

Allah  yg Maha Agung, Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Memperhatikan. Dia tahu apa yg kita lakukan. Tidak satupun lirikan mata yg luput dari pengetahuan Allah, tidak ada satu kata pun yg terucap yg tidak didengar oleh pendengaran Allah yg Maha Mendengar. Saat ini kita dihargai orang lain, teman-teman, orang tua. Sesungguhnya bukan kemuliaan yg kita miliki melainkan kerana Allah yg masih menutupi aib kita.

Sahabat2 fillah...
 
Sesungguhnya semakin lama semakin dekat dengan kepulangan kita. Kain kafan akan tiba saatnya akan membaluti ke tubuh kita. Alangkah beruntungnya jika kematian datang kita benar-benar sudah siap. Dosa sudah diampuni oleh Allah, badan kita terbasuh air wudhu. Alangkah indahnya jikalau malaikat maut menjemput dgn paras yg teramat indah, Kening kita usai berwujud, lisan kita sedang lirih menyebut nama Allah, keringat kita sedang bersimbah berjuang dijalan Allah.

Alangkah indahnya jikalau kematian datang orang tua redha kpd kita, orang2 yg kita sakiti sudah memaafkan, tidak ada hutang piutang.

Alangkah indahnya jikalau kematian datang air mata kita sedag menitis ingat dan rindu kpd Allah, Kita lepas ajal kita dgn kemuliaan dgn khusnul khatimah.

Tapi… alangkah banyaknya orang2 yg mati dgn keadaan sebaliknya. Mati dalam keadaan dosa, mati di tempat zina, mati dikutuk dan dilaknat orang tua, mati dgn berselimut harta haram.

Sahabat2 fillah...

Hidup di dunia hanya sebentar, Allah yg menciptakan kita memilih kita menjadi manusia, bukan dijadikan haiwan atau tumbuh2an. Di antara berjuta-juta manusia, kita ditakdirkan menjadi orang Islam. Betapa byknya manusia yg tidak mengenal islam, Di antara begitu byk orang islam banyak yg tidak mengenal sujud dan tausiah, Alhamdullilah,  kening ini sering diberi kesempatan untuk bersujud, Alhamdullilah Otak kita diberi kecerdasan tidak menjadi orang yg hilang ingatan.
 

Allah memberi mata kpd kita dapat melihat indahnya alam ciptaanNya, kita diberi telinga yg dpt mendengar dgn jelas, mendengar suara adzan, mendengar suara bayi yang menangis dan dpt menerima ilmu, Allhamdullilah-Segala puji bagimu ya ALLAH.
Padahal mudah bagi Allah utk mengambil telinga ini, mudah bagi Allah utk menghendaki dunia ini menjadi sepi seketika.

Allah memberikan kita lidah yg dapat menuturkan kata-kata…walaupun Allah tahu betapa byk dusta yg kita ucapkan, betapa banyak fitnah yg kita sebar dr mulut kita, Allah maha tahu perasaan yg tercarik akibat lisan kita..Tapi Allah masih memberikan kesempatan untuk menyebut namaNya.

Dituntun agar dapat beristigfar, padahal mudah bagi Allah untuk menjadikan mulut ini tidak bersuara, Allah Maha Tahu bagaimana kita riya’ dgn tubuh ini, mempamerkan tubuh kita kpd orang lain, tergelincir atau kita sering kecewa mengutuk tubuh ini.
Allah Maha Tahu betapa kening ini bersujud jarang khusyu’ ingat kepada Allah, Allah Maha Tahu keadaan hati kita yg sombong, merasa hebat sedangkan yg kita sombongkan adalah titipan Allah.

Andaikan hari ini malaikat maut berada di hadapan kita, bekal yg mana yg dapat kita bawa pulang? bukankah kita pasti kita akan mati? Bukankah semuanya akan diperhitungkan, hendak pulang kemana?

Sahabat2 fillah...

Bukanlah kita ingin pulang kepada Allah? Kita sering meminta syurga tp amalan kita amalan neraka, kita sering meminta selamat tetapi perbuatan kita tercela, kepada orang tua kita sering durhaka, 9 bulan 10 hari kita kita berada dalam kandungan ibu. Berdiri pun susah, nak berbaring pun payah, Kita lahir ke dunia bersimbah darah, dua tahun kita menghisap air susunya, belasan tahun kita memerah keringat dan tenaganya, berapa banyak kata2 kita yg menghiris hati mereka, berapa banyak sorot mata kita menghujam melukai perasaannya? Berapa kali kita memalingkan wajah dgn ketus kepadanya? Berapa kali kita mengherdik dan mendustakannya, sedang amalan yg dicintai Allah adalah doa kita kpd orang tua.

Sahabat2 fillah...
 
Durhaka kpd orang tua didahulukan sisanya di dunia. Mungkin orang tua kita berlumur keringat kerana ingin melihat kita bahagia ,agar kita dapat makan, agar kita dapat memiliki kasut, agar kita di hargai teman2. Mereka membanting tulang memerah keringat, kadang mengabaikan sujud dan solat mereka.

KEMATIANKU….
Wahai saudaraku, apabila malam ini malaikat maut menjemput kita, maka solat kita hari ini adalah solat kita yang terakhir.

Wahai saudaraku, ingatlah satu desah nafas adalah satu langkah menuju kubur kita, semakin hari sesungguhnya kita semakin dekat dgn kematian. Kematian bukan hanya milik orang lain tapi jg milik kita. Ingatlah bahawa ajal dpt menjemput kita dimana saja mungkin dikala tidur,dikala berjalan. Ingatlah bhw ajal tdk dapat diduga.

Sahabat2 fillah...

Kita pasti akan mati dan kita pasti akan dipertanggung jawabkan apapun yg kita lakukan. Tidak ada sedikit pun yg kita lakukan akan kembali terlepas. Allah melihat persis apa yg kita lakukan, tidak ada yg tersembunyi. Sudah siapkah kita andaiknya malaikat maut menjemput kita hari ini? Ingatlah pd sarakatul maut adalah saat yg sangat sakit. Kita sering melihat bagaimana haiwan kurban yg tdk punya dosa, Allah memperlihatkan kpd kita sakitnya saat ajal berpisah dari tubuh kita, mata terbeliak, badan menggelepar, sesungguhnya kita pun akan seperti itu. Walaupun nampak tenang sesungguhnya sakit kecuali bagi orang2 yang merindukan Allah.

Seandainya kita sudah mati tidak ada lagi yg dapat menolong, harta2 kita yg bermati-matian kita kumpulkan tidak dapat kita bawa kerana bkn milik kita tp milik Allah. Tinggal sehelai kain kafan yg dililitkan ditubuh kita. Bayangkanlah apabila tubuh ini sudah kaku, wajah ini sudah pucat lesi, kain kafan sudah membaluti tubuh. Bayangkanlah bila tubuh kita sudah terbujur kaku, bersyukur bila ada yg menyolatkan kita. Isteri, suami, anak-anak kita hanya mampu menangisi pemergian kita. Kita akan diusung ke tempat kita yg baru, iaitu ke liang lahat. Wajah kita akan dibuka untuk menyentuh tanah dan papan akan ditutup di sekitar kita. Perlahan-lahan orang yg kita cintai akan menaburkan tanah sehingga semakin gelap dan akhirnya kita kini tinggal sendirian. Tanah semakin penuh, semakin jauh dari mereka. Mungkinkah nanti anak-anak kita yg menaburkan tanah, sahabat2 kita? Inilah pertemuan terakhir dgn mereka, Tinggallah kita sendiri di liang lahat, mereka semua akan pulang dan meninggalkan kita sendirian.

Cacing2, lipan2 mula menjalar dan mengunyah tubuh kita. Tapi yg menjadi masalah ketika malaikat Munkar dan Nakir datang, mungkin pertanyaannya: "wahai mahluk malang yang berpuluh puluh tahun engkau hidup di dunia, betapa byknya engkau menghianati Allah yg selalu menjamumu, betapa banyak nikmatNya dan kau balas dgn pengkhianatan.

Mungkin saat itu dinding kubur mulai menghimpit tubuh. Sepatutnya solat kita akan membela tetapi solat kita terlalu lemah, kerana tidak pernah khusu’. Mungkin sedekah kita akan membela tapi sedekah kita terlalu lemah kerana kita terlampau kikir. Mungkin puasa kita akan menolong tapi puasa kita hanyalah puasa di perut, mata tidak pernah berpuasa, mulut tidak pernah berpuasa, hanya menyakiti orang lain, mungkin haji kita akan menolong tp haji kita haji mardun, yg tertolak kerana niatnya tidak benar. Tinggallah kita menderita, paling tidak doa anak dan keluarga kita dapat membantu, tapi bagaimana?

Mereka tidak dapat berdoa kerana kita tidak pernah mengajarkan mereka mengenal Allah dengan baik. Tahukah saudaraku, seksa kubur terhenti apabila anak kita berdoa atau orang yg Allah titipkan, doa tersebut bagai cahaya yg masuk ke kubur kita menjd terang benderang. Berbahagialah bagi orang2 yg cukup bekal, kubur akan menjadi salah satu kenikmatan, solatnya menjadi cahaya menerangi kegelapan , sedekahnya menjadi ganjaran, wakafnya menjadi pahala yg tidak pernah putus-putus, orang2 yg ditolong akan selalu mendoakan, ilmu yg diajarkan akan mengalir tiga ganjaran.

Wahai saudaraku, kenapa kita selalu melihat kematian itu tidak memberi kesan pada diri kita, sedangkan kita juga pasti akan menghadapinya. Setiap perbuatan kita di dunia akan di perhitungkan, sedikitpun tidak ada yg tertinggal samada kebaikan atau keburukan yang lebih banyak. Wahai Allah, Engkaulah yg Maha tahu bila ajal akan menjemput kami, kain kafan mana yg akan dililitkan di tubuh ini, Juga liang lahat mana yg akan kami huni. Wahai Allah izinkanlah kami memiliki sisa umur yg benar, ampunilah seandainya selama ini kami menghianati-Mu, Jadikan harta yg Engkau berikan benar2 dapat menjadi cahaya dalam kubur kami kelak. Jadikanlah solat2 kami menjadi pendamping kami ya Allah...

Saudaraku, sebaik-baik manusia adalah manusia yg selalu mengingati mati dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya dan selalu berfikir hari ini adalah hari yg terakhir kita. Luruskan niat dan berbuatlah yg terbaik setiap saat, jangan pernah sia-siakan satu kejadian pun kecuali harus membawa manfaat bagi dunia dan akhirat. Ya Allah berikan kesempatan utk memberikan yg terbaik dalam hidup ini berguna bagi dunia dan bermanfaat bagi akhirat. Kita songsong malaikat maut dgn amalan yang utama.

Selamat berjuang saudaraku sekalian utk mengarungi sisa umur ini, smg kita diberi kesempatan untuk mempersembahkan yang terbaik dan kita berjumpa di hadapan ALLAH kelak di syurga...amin ya Rabbal ‘alamin..

Selamat berjuang ....


Malulah pada ALLAH..


 Lihatlah kasih sayang Allah padamu agar engkau belajar malu.

Malu bertanya sesat jalan..
Malu beriman hilang pedoman.

M.A.L.U.

Empat huruf yang sangat sederhana. Ianya begitu mempesona dan indah. Menghiasi hati pemeliharanya dengan pancaran sinar kebaikan dan keindahan. Akan tetapi, ia kini perlahan menjadi pudar dan kemudian menghilang. Terpendam dalam kegelapan hati dan tergerus bersama dengan hasrat dan keinginan atas ego diri.

Ianya kini bagaikan mutiara yang terkubur. Ia adalah keistimewaan para manusia, akhlak yang agung, tanpanya tidak ada kebaikan sedikitpun dalam kehidupan.

Rasulullah SAW bersabda: “Sifat malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan KEBAIKAN.” [HR. Bukhari (10/433), Muslim (37) dan Abu Dawud (4796)]


Rasulullah SAW bersabda:

إنَّ لِكُلِّ دِينٍ خُلُقًا ، وَإنَّ خُلُقَ الإسْلاَمِ الحَيَاء





“Sesungguhnya setiap agama itu memiliki akhlak dan akhlak Islam itu adalah rasa malu.” (HR. Ibnu Majah no. 4181. Syaikh Al Albani mengatakan bahawa hadits ini hasan)

Tidak sempurna iman sesorang tanpa adanya rasa malu di dalam diri insan. Pentingnya sifat ini dipelihara di dalam hati kita yang akan membahagiakan  keimanan kita. Sifat malu ini adalah sifat yang paling utama bagi seoarang muslim yang merupakan menjadi benteng dalam kehidupan seorang muslim. Sifat malu ini dikatakan menjadi benteng diri karena hal ini akan menjaga diri dalam kebaikan dan meninggalkan segala perkara yang bertentang dengan ajaran islam dan juga hal ini merupakan penghalang untuk mengikuti hawa nafsu yang boleh merosakkan akidah.

Dalam sebuah hadist disebutkan :

“Malu termasuk bahagian dari iman dan iman itu tempatnya di syurga. Sedangkan ucapan keji termasuk bahagian dari tabiat kasar, tabiat kasar itu tempatnya di neraka” (HR. at Tirmidzi, Ibnu Hibban no. 1929, al Hakim I/52-53 dan Ahmad II/501, berkata Syaikh Salim, “Adapun hadits ini tetap shahih kerana ada mutaba’ah/penguat dari Sa’id bin Abi Hilal dalam riwayat Ibnu Hibban”)

Sifat malu ini sebenarnya sudah tertanam dalam setiap hembusan setiap insan, karena sifat malu ini sebenarnya tidak memerlukan tempat untuk singgahsan bak kerajaan yang mewah, hal ini adalah sudah fitrah diri manusia yang sudah tertanam bersama keimanan seseorang. Namun  kebanyakan kita lebih menjaga malu kepada manusia dari pada menjaga malu kepada Allah, dan jika tidak menjaga malu kepada Allah maka apakah akan jadi generasi yang akan datang?

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al ‘araf:179)

Dalam hadis qudsi Allah berfirman : “Aku yang mencipta tapi selain-Ku disembah. Aku yang memberi rezeqi tapi selain-Ku yang disyukuri. Kebaikan-Ku turun pada hamba, sementara keburukan mereka naik kepada-Ku.  Aku berbaik hati pada mereka dengan memberi berbagai nikmat padahal Aku tidak perlukan mereka. Tapi mereka justru memperlihatkan kebencian pada-Ku dengan bermaksiat padahal mereka makhluk yang paling memelukan kepada-Ku. Orang berzikir pada-Ku adalah teman duduk-Ku. Orang yang taat pada-Ku adalah para pecinta-Ku. Sementara orang yang bermaksiat kepada-Ku tidak Ku buat mereka putus asa dari rahmat-Ku. Jika mereka bertaubat pada-Ku niscaya Aku menjadi kekasih mereka. Jika menolak, maka Aku akan mengubati mereka. Ku uji mereka dengan berbagai musibah agar mereka suci dari noda. Siapapun di antara mereka yang datang bertaubat kepada-Ku, Ku sambut dari jauh. Siapa yang menentang-Ku, Kupanggil dari dekat. Aku akan berkata padanya, ‘kemana engkau hendak pergi? Apakah engkau mempunyai Tuhan selain Ku?’ Kebaikan di sisi-Ku dibalas dengan sepuluh kali lipat dan dapat Kutambah. Sementara kejahatan di sisi-Ku dibalas seumpamanya dan dapat  Ku ampuni. Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, seandainya mereka meminta ampunan kepada-Ku, pasti Kuampuni”

Jika kalbumu suci, bersih dan hidup pasti engkau akan menangis mendengar pernyataan Allah di atas.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahawa Allah swt memanggil Daud, “Wahai Daud seandainya mereka yang membelakangi-Ku itu mengetahui cinta dan rindu-Ku pada mereka, serta mengetahui betapa Aku ingin mereka kembali, niscaya mereka segera merindukan-Ku. Wahai Daud inilah keinginan-Ku terhadap mereka yang membelakangi-Ku. Apalagi cinta-Ku terhadap mereka yang menghampiri-Ku,”

فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ




Nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar Rahman: 13)

Tidakkah kau malu untuk bermaksiat dan melakukan dosa setelah tahu betapa besar cinta Allah padamu??

****************************************************

Kisah Teladan- Ibrahim bin Adham

Abu Ishak Ibrahim bin Adham, lahir di Balkh dari keluarga bangsawan Arab di dalam sejarah sufi disebutkan sebagai seorang raja yang meninggalkan kerajaannya – lalu mengembara ke arah Barat untuk menjalani hidup bersendirian yang sempurna sambil mencari nafkah melalui kerja kasar yang halal hingga ia meninggal dunia di Negeria Persia kira-kira tahun 165H/782M. Beberapa sumber mengatakan bahawa Ibrahim terbunuh ketika mengikuti angkatan laut yang menyerang Bizantium.

Banyak rupanya kisah sejarah dari manusia bernama Ibrahim bin Adam ra, Hidup di zaman Nabi Khidir a.s.

Suatu hari, Ibrahim bin Adham didatangi oleh seorang pemuda yang bergelumang dengan dosa  yang sudah sekian lama hidup dalam kemaksiatan, sering mencuri, selalu menipu, dan tak pernah bosan berzina. Orang ini mengadu kepada Ibrahim bin Adham;

"Aku sudah tercebur maksiat cukup dalam, bagaimana aku dapat berhenti dari semua perbuatan tercela ini ?"

Ibrahim bin Adham terdiam sejenak, lalu berucap, "Jika kamu dapat memegang lima hal ini, niscaya kau akan jauh dari perbuatan maksiat.

Pertama, jika kau berbuat maksiat, usahakanlah Allah tak melihat perbuatanmu."

Orang itu terperangah,

"Lalu, kenapa kau berbuat dosa seakan-akan Allah tidak melihatmu ?"

Pemuda itu tertunduk, malu, "Katakanlah yang kedua !"

"Jika kau masih berbuat maksiat, jangan lagi kau makan rezeki Allah."

kembali pendosa itu terkejut, "Bagaimana mungkin ? Bukankah semua rezeki datang dari Allah ? Air liur di mulutku ini pun datang dari Allah."

Ibrahim berkata, "Layakkah memakan rezeki Allah sedang kita melanggar perintah dan melakukan larangan-Nya ? Ibarat kamu menumpang makan kepada orang, sementara setiap saat kau selalu mengecewakannya dan ia melihat perbuatanmu, masihkah kamu punya muka untuk terus makan darinya ?"

"Sekarang katakanlah yang ketiga."

"Ketiga, jika kau masih berbuat dosa, janganlah tinggal di bumi Allah."

Air mata pendosa itu menitik.

"Keempat, jika kau masih berbuat maksiat, dan suatu saat malaikat maut datang mencabut nyawamu sebelum kau bertaubat, tolaklah. Janganlah mahu nyawamu dicabut."

"Tak seorang pun mampu menolak datangnya malaikat maut ...."

"Jika begitu, mengapa kau masih berbuat maksiat ? Tidakkah terfikir olehmu, jika suatu ketika malaikat maut itu datang justru pada saat kamu sedang mencuri, menipu, berzina atau melakukan dosa lainnya ?"

Pemuda itu tak kuasa menahan tangis.

"Lalu, hal apa yang terakhir ?"

"Kelima, jika kamu masih ingin berbuat dosa dan malaikat maut sudah mencabut nyawamu justru ketika kau melakukan dosa maka janganlah mahu kalau nanti malaikat  Malik memasukkanmu ke neraka. Mintalah kesempatan hidup sekali lagi !"

"Bagaimana mungkin ? Bukankah hidup hanya sekali ?"

Ibrahim berkata, "Kerana hidup hanya sekali, kenapa kita masih menyia-nyiakan hidup ini dengan menumpuk dosa ?"

"Cukup ! Aku tak sanggup lagi mendengarnya," ucap pemuda itu seraya menangis lalu pergi meninggalkan Ibrahim bin Adham.

Sejak itu ia tak lagi mendekati maksiat dan orang-orang mengenalnya sebagai seorang ahli ibadah.

Renungan dan muhasabah...

Semoga bermanfaat.