·٠•●♥ Sahabat fillah rahikumullah....jazakumullah khoir (✿◠‿◠) ♥●•٠·

Mana satu milik kita ???


LAUK PAUK yang LAZAT depan kita,
Sebentar lagi jadi NAJIS..

TIDUR nyenyak yang kita alami sewaktu BAYI,
Bila dewasa selalu RESAH HATI..

KEKASIH, ISTERI dan SUAMI yang kita dambakan HARI INI,
Esok lusa akan MATI..

KULIT mulus licin untuk iklan TV,
Bila tua pucat LESI..

PAKAIAN CANTIK yang diperaga di majlis KENDURI,
Sediikit hari lagi CARIK SANA-SINI..

SEWA HOTEL mewah 9 bintang,
Sehari dua kita ANGKAT KAKI..

JAWATAN BESAR di syarikat gergasi,
Cukup UMUR kita BERHENTI..

KUASA bos, wakil rakyat dan menteri,
Nanti yang lain akan GANTI, (pilihanraya kalah, kita gigit jari)..

UMUR muda badan bergetah sweet NINE-TEEN,
Sampai masa jadi NINETY,

KONDO, VILLA dan BANGLO yang kita HUNI,
Hari depan jadi milik ANAK-ANAK dan ISTERI,

TANAH LOT MEWAH yang kita duduki,
Sampai SERU kita pindah ke 'LIANG SUNYI'.

Hatta kalau nak kata KUBUR kita tu MILIK kita sendiri,
Malangnya dah tak berGUNA lagi,
Kerana WAKTU itu, kita dah tak BERNADI.

Jadi, MANA SATU MILIK KITA?
Apa yang kita ada hari ini, esok berubah RUPA,
Tiada satu pun kita PUNYA,
Semuanya milik Tuhan BELAKA,
DIRI KITA SENDIRI pun ALLAH yang PUNYA...


Dan bagi Allah jualah hak milik segala yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan kepada Allah jualah dikembalikan segala urusan. (QS. Ali-Imran: 109)

Dalam ayat ini Allah mendakwa bahawa dialah yang memiliki secara mutlak (penuh) segala yang berada di langit dan juga di bumi. Allah jugalah yang mencipta 7 lapisan langit dan 7 lapisan bumi. 

Dan Kami telah membina di atas kamu tujuh petala (langit) yang kuat kukuh?
(QS. An-Naba: 12)

Allah swt yang menciptakan tujuh petala langit dan (Dia menciptakan) bumi seperti itu;(QS. At-Talaq: 12)

Setiap lapisan langit terdiri dari pelbagai bahan logam. Dalam quran Allah s.w.t menceritakan bahawa langit itu boleh digulung dan juga boleh pecah:

(Ingatlah) hari Kami menggulung langit seperti menggulung lembaran surat catitan; sebagaimana kami mulakan wujudnya sesuatu kejadian, Kami ulangi wujudnya lagi; sebagai satu janji yang ditanggung oleh Kami; sesungguhnya Kami tetap melaksanakannya. 
(QS. Al Anbiya': 104)

Langit nyaris-nyaris pecah disebabkan (anggapan mereka) yang demikian dan bumi pula nyaris-nyaris terbelah, serta gunung-ganang pun nyaris-nyaris runtuh ranap.[91] : Kerana mereka mendakwa mengatakan: (Allah) Ar-Rahman mempunyai anak. (QS. Maryam: 90)

Semuanya adalah milik Allah, walaupun sehelai bulu roma di badan kita atau setengah nafas kita. Semuanya diberi oleh Allah sebagai kemudahan asas untuk kita hidup di dunia ini. Allah cipta kita tidak sia-sia atau main-main, dan kita akan kembali kepadanya.

Maka adakah patut kamu menyangka bahawa Kami hanya menciptakan kamu (dari tiada kepada ada) sahaja dengan tiada sebarang hikmat pada ciptaan itu? Dan kamu (menyangka pula) tidak akan dikembalikan kepada Kami?   (QS. Al-Mukminun: 115)

Setiap makhluk Allah akan dikembalikan kepadanya, samada manusia, jin atau binatang. Bahkan binatang juga dibangkitkan semula dan diberi peluang untuk membalas kejahatan yang dilakukan oleh binatang lain terhadap mereka.

Benar-benar Allah akan memberikan semua tuntutan kepada yang berhak menerimanya di hari kiamat, sehingga seekor kambing yang bertanduk (yang pernah ditanduk) akan (disuruh) menanduk kambing yang bertanduk (yang pernah menanduknya). (Riwayat Muslim) 

Namun binatang yang dibangkitkan itu akhirnya akan kembali menjadi tanah. Berbeza dengan manusia dan jin yang akan dikekalkan untuk diberikan balasan, walaupun ada golongan kafir yang meminta agar mereka kembali menjadi tanah.

Sesungguhnya (dengan keterangan-keterangan yang tersebut), Kami memberi amaran kepada kamu mengenai azab yang dekat (masa datangnya), iaitu hari seseorang melihat apa yang telah diusahakannya dan orang yang kafir akan berkata (pada hari itu): Alangkah baiknya kalau aku menjadi tanah (supaya aku tidak dibangkitkan untuk dihitung amalku dan menerima balasan). (QS. AN-Naba: 40)

Mengapa kita seringkali menangis ketika Allah mengambil sedikit kebahagiaan dari kehidupan kita. Sering kita merasa putus asa jika kehilangan orang-orang yang kita cintai. Bahkan tak sedikit yang berpikir bahwa Allah telah berlaku tidak adil dan tak lagi menyayangi kita (naudzubillah). Mungkin kita lupa betapa besar karunia Allah yang diberikan pada kita. Begitu indah kasih sayang Allah untuk kita hingga Dia harus mengambil sesuatu yang Dia tahu bahawa itu tidaklah baik untuk kita. Begitu luas kenikmatan yang tercurah untuk kita. Lalu apakah kita pernah bersyukur atas semua itu?

Sering kita lalai dan merasa sombong atas semua kenikmatan yang Allah beri. Sering kita lupa bahawa apa yang ada pada kita saat ini adalah semata-mata karena kemurahanNya, bukan karena kehebatan kita. Kita lupa bahawa kebahagiaan yang kita rasakan adalah semata-mata amanah dariNya. Tidak sedikit sebagian dari mereka yang merasa lebih atas sebagian yang lain. Lalu apa yang terjadi ketika kita merasakan sedikit kesedihan ? Seolah-olah hati memprotes dengan apa yang Allah telah berikan.

Apa yang nampak baik oleh kita belum tentu baik dimata Allah. Sesungguhnya Allah tak pernah menyiakan hambaNya. Bukankah jika Allah mengambil sesuatu dari kita itu semata-mata karena Dia Maha Tau itulah yang terbaik untuk kita, dan Allah telah menyiapkan sesuatu yang lebih baik untuk kita, hanya saja manusia terlampau serakah dan terburu-buru, seringkali kita tak sedar dalam menjalani ketentuanNya

Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang bernyawa akan merasa mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya).  Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan 
(QS. Al-Anbiya’: 34-35)

Hidup ini hanyalah milik Allah. Semua yang ada pada kita hanyalah titipan dariNya, dan pasti akan kembali pula padaNya. Tak satupun didunia ini yang abadi. Seperti kebahgiaan yang tak pernah kekal, kesedihan yang ada pun tak akan pernah abadi. Semuanya berputar mengelilingi kehidupan manusia. Lalu mengapa kita harus menjalaninya dengan berat hati, sementara dengan ikhlas akan menjadikan pahala dan kenikmatan yang berlipat.

Ana bermonolog pada diri ana sendiri, seharusnya ana menyedarinya sebelum jalan tersesat. Mungkin tangis dan penyesalan tak kan pernah mengembalikan masa lalu, namun setidaknya membuat ana lebih memahami bahawa hidup ini hanya milik Allah. Dan semua yang terjadi adalah atas kehendak dan ketentuan dari-Nya. Ikhlas dan sabar, kesanalah ana & anda ingin menuju – ke SyurgaNya…amin.



~Nurmujahiddah Solehah~

0 Komen tetamu yg baik :-):

Posting Komentar