·٠•●♥ Sahabat fillah rahikumullah....jazakumullah khoir (✿◠‿◠) ♥●•٠·

Sebab-sebab hati ♥ terhijab..


Bila hati sudah buta, atau sudah dikunci mati oleh Allah SWT, maka hati tidak dapat lagi mengenal Allah. Begitulah hati orang-orang kafir dan munafik yang menyebabkan mereka menolak kebenaran. 

Firman Allah yg bermaksud: Mereka itulah orang-orang yang hatinya, pendengarannya dan penglihatannya telah dikunci oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai. (An-Nahl: 108)

Dari Umar Al Khattab, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud : "Cap penutup hati tergantung di kaki arasy. Bila seseorang melanggar larangan Allah (menghalalkan yang diharamkan oleh Allah) maka Allah akan menutup hati mereka dengan cap penutup hati tersebut." 

Namun bukan hanya hati orang kafir dan munafik saja yang sudah buta, kita sebagai umat Islam pun masih banyak yang hatinya buta. Buktinya adalah kita masih sering membuat dosa (kecil atau besar). Orang yang masih membuat dosa adalah orang yang tidak takut pada Allah. Orang yang tidak takut pada Allah adalah orang yang tidak kenal siapa Allah. Jika tidak kenal Allah menandakan bahwa hati telah buta
.
Sabda Rasulullah SAW yg bermaksud: "Sesungguhnya seorang mukmin apabila ia melakukan dosa maka terjadilah satu bintik hitam di hatinya. Jika dia bertaubat dan berusaha membuangnya (bintik hitam tersebut) maka akan selamatlah hatinya. Kalau dosanya bertambah maka hatinya akan semakin terkunci."

Kalau mata kita buta, maka kita tidak dapat melihat, tidak dapat mengenal bahkan tidak dapat berjalan lagi. Begitulah kalau hati kita buta, kita tidak dapat mengenal Allah dan tidak dapat menempuh jalan syariatNya lagi. Kita tidak takut, tidak redha, tidak tawakal, tidak yakin, tidak berharap kepada Allah, tidak cinta, tidak yakin dengan janji2-Nya yaitu Syurga, Neraka, Hari Hisab, siksa kubur, dan lain-lain lagi. Bila perasaan tersebut sudah tidak ada di hati kita maka datanglah penyakit hati. 

Firman Allah yg bermaksud: “Dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allahpenyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan mereka berdusta.”
 (Al Baqarah : 10)

Penyakit hati yang Allah maksudkan itu diantaranya ialah iri dengki, dendam, buruk sangka, serakah, cinta dunia, bakhil, pemarah, penakut, riya', ujub dan sombong.

Apakah yang menyebabkan hati-hati kita terhijab?

a.     Memakan makanan haram dan makanan syubhat, sama ada sedar atau tidak
Bersabda Rasulullah SAW yang bermaksud: "Hati itu dibina dengan apa yang dimakan."
 
Hati kita adalah segumpal darah yang mengandung sel-sel darah merah dan zat-zat besi. Sel dan zat-zat itu berasal dari makanan yang kita makan. Kalau makanan kita bersih (halal mengikut syariat Islam) maka sel dan zat itu juga bersih sehingga hati kita juga akan bersih. Sebaliknya kalau makanan yang kita makan itu kotor (haram dan syubhat) baik benda itu haram atau uang yang digunakan untuk membelinya haram, maka sel dan zat-zat besi, atau zat-zat yang membina hati kita itu kotor, busuk dan gelap.

Hati seperti wadah yang terbuka. Hati yang kotor tidak akan menerima taufik dari Allah sebab Allah tidak akan memberi taufik dan hidayah kepada hati yang kotor. Sama halnya kita tidak akan memasukkan makanan ke dalam piring yang kotor. Apalagi taufik dan hidayah dari Allah itu sangat tinggi harganya.
Bila hati tidak bisa melihat kebenaran maka tidak akan terasa kebesaran, kehebatan, kasih sayang dan didikan dari Allah, tidak terasa anugerah, penjagaan, pengawasan dan pembelaan Allah. Kalau hati tidak mendapat hidayah dan taufik lagi maka kita akan menjadi orang yang sesat dan selalu terlibat melakukan maksiat dan mungkar.

Bersabda Rasulullah SAW yg bermaksud:
Dalam diri anak Adam itu ada segumpal daging. Bila baik daging itu baiklah seluruh anggota dan seluruh jasad. Bila jahat dan busuk daging itu jahatlah seluruh jasad. Ketahuilah, itulah hati.” (Riwayat Al Bukhari & Muslim)

Firman Allah yg bermkasud: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman dengan-Nya.” (Al Maidah : 88)

Perintah memakan makanan yang halal adalah wajib. Kalau kita makan makanan yang haram dalam keadaan sedar bahawa benda yang kita makan itu haram maka kita akan berdosa dan hati kita akan gelap. Tetapi kalau makanan yang haram dan syubhat itu kita makan, tanpa diketahui bahawa benda itu haram dan syubhat maka kita tidak berdosa tetapi hati kita yang dibina dari makanan itu tetap akan gelap.

Atas dasar itulah Sayidina Abu Bakar As Siddiq mengorek kembali makanan yang telah ditelannya hingga muntah, setelah dia mengetahui bahawa makanan itu sumbernya adalah syubhat. Amirul Mukminin itu merasa cukup takut bila makanan itu akan membutakan hatinya. Setelah mengorek makanan itu, dengan rasa bimbang bila saja ada sisa-sisa makanan tersebut yang masih ada dalam perutnya, maka beliau pun berdoa, "Ya Allah, jangan Engkau bertindak kepadaku akan apa yang telah jadi darah dagingku"

Begitulah Sayidina Abu Bakar menjaga hatinya. Sebab itu hatinya menjadi bersih. Jadi, tidak hairanlah kalau keyakinan beliau cukup kuat dengan Allah.
Rasulullah SAW pun memuji beliau dengan sabda baginda: “Kalau dibandingkan iman Abu Bakar dengan iman seluruh manusia kecuali Nabi dan Rasul niscaya imannya masih lebih baik.”

Mari kita mengubati hati kita dengan menghindar dari makanan yang haram. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengelak dari makanan yang haram di antaranya ialah :
1.        Jangan memakan makanan yang zatnya jelas haram seperti arak atau makanan yang dicampur arak atau daging yang tidak disembelih.
2.        Jangan memakan makanan yang bernajis baik sifatnya najis (kerana dibuat dari bahan yang tidak halal) atau kerana cara mencucinya tidak betul atau tidak menurut syariat, sehingga tetap najis (tetap tidak halal).
3.        Jangan memakan daging yang disembelih secara tidak halal dan membersihkannya tidak menurut syariat.
4.        Jangan memakan makanan yang dibeli dengan wang yang haram (sekalipun makanan itu halal). Wang yang haram contohnya  rasuah, riba, duit hasil curian dan penipuan. 

Makanan syubhat ialah makanan yang kita ragukan halal atau haram dan wang syubhat ialah wang yang sumbernya kita ragukan halal atau haram. Makanan dan wang yang syubhat itu wajib dielakkan supaya kita berpeluang memperoleh kejernihan batin untuk mengenal Allah dengan pengenalan yg sebenarnya. 

Sekarang ini banyak makanan di restoran yang menyalahgunakan perkataan 'HALAL' dan 'ISLAM' sebagai tanda perniagaan mereka. Kita harus berhati-hati juga sebab musuh Islam telah menyalahgunakan kata-kata 'HALAL' dan 'ISLAM' itu untuk keuntungan perut dan kantong mereka saja. Mereka sama sekali tidak takut pada Allah.
Makan makanan yang halal tetapi berlebihan juga menjadi satu faktor penentu kepada corak hati kita.

Rasulullullah SAW bersabda yg bermkasud: “Wadah yang paling dibenci oleh Allah adalah perut yang penuh dengan makanan yang halal.

Sabda Rasulullah SAW : “ Allah benci kepada perut yang penuh dengan makanan sebab perut yang penuh itu akan melemahkan kegiatan hati sehingga tidak kuat untuk memandang pada alam gaib.”

Bila hati lemah maka manusia menjadi lalai dan malas. Malas beribadah dan mudah terjebak dalam maksiat. Atas dasar itulah para salafussoleh mengurangi pola makan mereka.
Rasulullah SAW selalu melatih perutnya untuk berada dalam keadaan lapar. Baginda pernah meletakkan batu di perut dan kemudian mengikat perutnya dengan kain agar tidak terasa kekosongan perut yang memang kosong. Baginda jarang berada dalam keadaan kenyang. Jika satu hari kenyang, maka tiga hari lapar. Baginda selalu berpuasa satu hari, kemudian satu hari lagi berbuka.
Mari kita ubati hati kita dengan cara mengurangi makan. Langkah-langkah  yang mesti diambil untuk mengurangi makan di antaranya ialah :
  1. Hidangan makanan kita janganlah lebih dari dua jenis lauk. Itulah amalan Sayidina Umar. Beliau tidak makan dengan lebih dari dua jenis lauk. Sebab bila jenis lauk sudah bermacam-macam nafsu kita bertambah besar untuk merasakan semua jenis lauk.
  2. Makanan itu sebaiknya sederhana, jangan terlalu enak. Sebab kalau terlalu enak, kita tidak mampu mengawal nafsu untuk makan berlebihan.
  3. Jangan menyimpan berbagai kelebihan makanan dalam rumah, sebab bila makanan tersedia maka kita sentiasa berfikir untuk makan. Sebaliknya kalau tidak ada simpanan makanan, nafsu tidak akan mengajak kita berfikir untuk makan.
  4. Perbanyakkan puasa sunat seperti di hari Isnin dan Khamis atau paling kurang tiga hari dalam sebulan.
b. Pandangan dan Pendengaran yang Haram 

"Dari mata turun ke hati." Ertinya hasil dari pandangan (termasuk pendengaran) bukan sekadar terasa di mata dan telinga tetapi akan bersambung dan berkesan di hati. Kalau apa yang kita pandang dan dengar itu baik, maka hati kita akan menerima kebaikannya. Sebaliknya kalau yang kita pandang dan dengar itu maksiat dan mungkar (haram), maka hati kita akan berisi kejahatan dan kemungkaran itu. 

Hati yang sentiasa menerima pandangan dan pendengaran yang mungkar akan menjadi hati yang gelap dan pekat, buta dari melihat keagungan Allah. Hati itu tidak lagi merasa takut pada Allah, bahkan cinta dan rindu pada Allah SWT akan hilang.
Kalau setiap hari hati kita terisi dengan zikrullah, bacaan Al Quran, puasa, shalat sunat, membaca kitab dan mendengar pengajian agama, hati kita akan lembut, terasa indah dalam beribadah kepada Allah, rindu kepada kebaikan, benci dan takut kepada dosa.

Tetapi kalau setiap hari hati kita diisi dengan program TV, berkata-kata kosong, mengumpat dan mencaci, membaca majalah hiburan yang penuh maksiat, mendengar lagu-lagu lagha, maka kita akan menjadi malas beribadah, memandang kecil tentang cara hidup sunnah, tidak ada rasa takut dengan Allah, tidak membesarkan Allah apalagi untuk rindu pada-Nya, tidak suka pada ulama2 agama dan lupa pada Akhirat. Hati kita menjadi cinta kepada dunia dengan segala hiburannya. Hati selalu ingin lepas, bebas tanpa disekat oleh hukum Islam, malas berjuang dan berangan-angan, serta ingin hidup lebih lama lagi. Itulah tanda-tanda yang menunjukkan bahawa tindakan lahir, pendengaran dan penglihatan yang haram akan membuat hati kita buta kepada kebenaran. 

Allah berfirman yg bermaksud: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercantum (benih) yang akan Kami mengujinya (dengan perintah dan larangan) karena itu Kami menjadikan dia mendengar dan melihat.”                   
 (Al Insaan : 2) 

Tujuan Allah memberi kita mata dan telinga adalah untuk mencari dan mengenal pencipta kita iaitu Allah SWT. Selain itu supaya kita sedar untuk berbakti dan menuruti segala perintah-Nya. Firman-Nya lagi: “Tidak Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembah Aku.” (Adz Dzaariyat : 56)

Mari kita ubati hati kita dengan menjaga pandangan dan pendengaran hanya kepada yang dapat mengingatkan kita kepada Allah, merasa takut pada-Nya dan untuk berbakti pada-Nya.

1.  Banyakkan membaca Al Quran dan terjemahannya, hadist dan kitab-kitab serta buku-buku agama termasuk majalah dan risalah yang berunsur dakwah. Dalam waktu yang sama, elakkan dari membaca buku-buku komik, maja2lah hiburan dan berita-berita yang jauh dari kebenaran.
2.    Selalu mengunjungi masjid, tempat pengajian agama, majlis ilmu dan mengelak dari tempat-tempat maksiat, acara-acara yang liar (pergaulan bebas) dan keluar rumah tanpa tujuan, sebab di luar banyak pandangan dan pendengaran yang membawa kepada maksiat. Juga kita mengelak dari bergaul dengan kawan yang mengajak kita kepada maksiat.
3.  Mendatangi orang-orang soleh, sebab dengan melihat mereka, dapat memberi Kekuatan.
4.     Ingat mati, kerana selalu mengingati mati akan melembutkan hati.
5.    Elakkan dari menonton program TV yang tidak berfaedah. Sekali kita biarkan mata dan telinga kita memandang dan mendengar perkara yang dibenci oleh Allah, maka selama itu kita biarkan nafsu menjadi raja di hati kita sehingga kita lalai dan tidak takut kepada penglihatan dan pengawasan Allah. Lebih baik kita tidur daripada menonton TV sampai larut malam. Hasilnya kita dapat bangun dengan segar untuk menyembah Allah dan mendekatkan hati pada-Nya. Kalau hati kita merasa sama saja antara melihat maksiat atau tidak, itu tandanya hati kita sudah rosak dan jauh dari Allah.

  
Itulah di antaranya langkah-langkah yang perlu diambil untuk menjaga hati dari terhijab. Perlu diingat bahawa langkah-langkah itu mesti diperjuangkan sungguh-sungguh dan terus menerus.

Antara Tanda Penyakit Hati dalam Diri Manusia

  1. Malas melakukan ketaatan dan amal kebaikan. Malas menjalankan ibadah, bahkan meremehkannya pula. Contohnya melakukan solat bukan dengan "sengaja' tetapi dengan tidak sengaja dan terpaksa. Jika buat sekalipun tidak khusyuk dan ada kesungguhan. Mereka merasa berat untuk menjalankan ibadah sunnah. Allah berfirman yang bermaksud: "Dan mereka tidak mengerjakan solat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan." (Surah at-Taubah ayat 54). 
  2. Tidak tersentuh ayat Al-Quran. Ketika disampaikan ayat berkenaan janji dan ancaman Allah, maka tidak terpengaruh sama sekali, tidak mahu khusyuk atau tunduk dari membaca al-Quran dan mendengarnya. Sedangkan Allah memperingatkan dalam al-Quran yang bermaksud: "Maka beri peringatanlah dengan al-Quran orang yang takut kepada ancaman-Ku." (Surah Qaaf ayat 45).
  3. Tidak tersentuh dengan perkara yang terjadi. Tidak tergerak dengan adanya peristiwa yang dapat memberikan pelajaran seperti kematian, sakit, bencana. Dia memandang kematian atau orang yang sedang diusung ke kubur sebagai sesuatu yang tidak kaitan dengannya. Nabi bersabda yang bermaksud: "Cukuplah kematian itu sebagai nasihat dan peringatan".
  4. Berlebihan mencintai dunia serta melupakan akhirat . Semangat dan segala keinginannya tertumpu untuk urusan dunia semata. Segala sesuatu diperhitung, dikira berasaskan dunia. Cinta, benci dan hubungan dengan sesama manusia hanya untuk urusan dunia sahaja seolah hidup hanya untuk dunia dan berakhir di dunia . 
  5. Berkawan dengan orang yang melakukan maksiat. Ini salah satu sebab terbesar yang mempengaruhi kerasnya hati seseorang. Orang yang hidupnya di tengah gelombang kemaksiatan dan kemungkaran, bergaul dengan manusia yang banyak berkubang dalam dosa, banyak bergurau dan tertawa tanpa batasan, banyak mendengar muzik yang melalaikan serta menghabiskan harinya untuk tujuan maksiat. 
  6. Kemaksiatan yang berterusan. Penyakit hati lahir dari kemaksiatan baru akibat kemaksiatan yang dilakukan sebelumnya sehingga menjadi lingkaran syaitan yang sangat sukar bagi seseorang itu melepaskan dirinya. 
  7. Meremehkan dosa kecil. Memang ada dosa kecil dan besar, tetapi perlu diingat semua dosa akan membawa ke neraka. Seperkara yang kita perlu faham, dosa besar bermula dengan dosa kecil, banjir besar bermula dari titis hujan. 
  8. Tidak peduli sumber makanan. Orang yang hatinya berpenyakit dan keras ini biasanya kurang prihatin dengan sumber makanan, halal atau haram. Begitu juga dengan syubhat, yang dikira sedap dan enak. Makan di mana pun tidak kira kedai orang Islam atau bukan Islam yang penting sedap dan enak. Begitu juga dengan punca pendapatan, sudah tidak peduli lagi sumber rezeki datang dari mana kerana yang pasti dapat banyak, hidup kaya raya.
Semoga hati2 kita terpelihara dari perkara2 yg boleh menyebabkan terhijab, amin...
Jom kita jaga hati :)

Jom layan lagu ni...
~ NuriahHamsah~

Bukalah Jendala Hatimu dgn Cahaya 'HIDAYAH'


“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (iaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya  (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.

“Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. An-Nur [24]: 35)

HIDAYAH ITU MILIK ALLAH... DIA beri pada sesiapa yang dikehendaki.

Segala puji bagi Allah yang menggerakkan hati dan jiwa manusia menuntut ilmu yang akan menghampirkan diri seorang hamba yang hina kepada Zat Yang Menciptakannya. Selawat dan salam buat Rasul Muhammad ... berselawatlah ke atasnya... yang tidak pernah alpa dan putus asa membimbing ummah sehingga kini agar menuruti jejak ke redha Ilahi. Serta buat ahli keluarga baginda yang suci dan mulia dan para sahabat yang menjadi tokoh-tokoh agung dan pemugar semangat perjuangan Islam sehingga Kiamat.

Hidayah, betapa mahalnya ia jika dibicarakan dalam rentang hidup anak manusia. Terlebih jika hidayah itu datang secara tiba-tiba, tanpa ada rencana dan tidak ada proses untuk mendapatkan yang direka. la begitu saja datang lalu tergetarlah episod hidup yang penuh dengan taburan cahaya. 

Hidayah Allah SWT itu tidak diberikan kepada manusia berdasarkan kedudukan, keluarga, pangkat, dan harta mereka. Melainkan hidayah dan cahaya Allah itu diberikan kepada orang yang dikehendaki oleh-Nya dan berhak untuk menerimanya. Hidayah Allah dikerahkan bagi orang yang memang ingin mencarinya dan gemar untuk mendapatkannya. 

Siapa saja yang ditunjukkan oleh Allah sebuah hidayah di dalam hatinya, kemudian dia berjuang dengan sungguh-sungguh di jalan Allah, dia rela Allah sebagai Tuhannya, dan menjadikan Allah sebagai tujuannya, maka keredhaan-Nya telah dipancarkan ke dalam matanya dan Allah memberikannya suatu petunjuk. 

Untuk mencapai hidayah itu bukan hanya dengan banyak beribadah, tetapi harus disertai dengan keimanan dalam hati. Bukanlah iman kalau hanya dengan menyendiri dan berangan-angan, tetapi iman adalah yang bersemayam di dalam hati dan direalisasikan dengan amal perbuatan. Kebanyakan orang yang ahli ibadah zaman sekarang ini salah persepsi ketika mereka mengira bahawa jalan untuk mencapai hidayah adalah dengan banyak beribadah. Sehingga, mereka mengada-adakan suatu ibadah yang tidak diajarkan oleh Allah dalam syari'atnya. 

Sesungguhnya Allah mengetahui bahawa di dalam hatimu ada keinginan untuk mendapatkan hidayah dan juga mengetahui apa yang tersembunyi di balik jiwamu bahawa kamu menginginkan-Nya. Kalau kamu bersungguh-sungguh mencari hidayah, pastilah Allah akan membukakan dan memberikan untukmu sesuatu yang tidak terlintas dalam hatimu. Janganlah di dalam kehidupan ini kamu kikir memberikan kemudahan, ilham, bimbingan, pemberian, cahaya dan keberkahan. Sesungguhnya Allah akan mendatangkan hidayah dari salah satunya. 

Inilah keinginan yang besar dan keinginan yang sesungguhnya, yang tidak akan dapat ditandingi oleh keinginan untuk mendapatkan kemewahan dunia. Sesungguhnya, semua keinginan itu akan terlihat murah kalau dihadapkan dengan keinginan yang mulia untuk mendapatkan hidayah. Dan hanya orang-orang rugi yang tidak ingin menggenggamnya erat-erat setelah mendapatkannya.... fikirkanlah! 

Allah sangat dekat dengan kita, 
Bahkan lebih dekat dengan urat leher kita. 

Adakah kau mengerti, 
Tiap desah nafas adalah kasih sayang-Nya. 

Dia telah memanggilmu, 
Menegurmu dengan sangat dekat, 
Memberimu surat cinta untuk dibaca. 

Jika selangkah saja kau dekat pada-Nya, 
Dia akan mendekatimu seribu langkah.... 

Segala yang baik datang dari Allah dan yang buruk adalah akibat kejahilan kita sendiri. 

CIRI-CIRI ORANG-ORANG YANG MENDAPAT PETUNJUK 

Sesungguhnya hidayah Islam dan hidayah taufik adalah kompas kehidupan yang paling berharga dalam hati seseorang yang beriman. 

"Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) tidak berkuasa memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa yang engkau kasihi (supaya ia menerima Islam), tetapi Allah jualah yang berkuasa memberi hidayah petunjuk kepada sesiapa yang dikehendakiNya (menurut undang-undang peraturanNya); dan Dia lah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang (ada persediaan untuk) mendapat hidayah petunjuk (kepada memeluk Islam)." 
Surah Al-Qasas [28:56] 

Adapun ciri orang yang mendapatkan hidayah atau petunjuk dan bimbingan Allah adalah seperti berikut:

1. MERASAKAN KEMUDAHAN DALAM BERAMAL SOLEH/ MENDAPAT KEMANISAN BERIMAN. 
Orang yang telah mendapatkan hidayah akan merasa mudah atau ringan dalam melaksanakan amal soleh, rajin dan tekun dalam beribadah, serta sangat takut berbuat kedurhakaan. Solat dirasakan manis dan asyik. Terasa seolah-olah bertemu kekasih. Masa berlalu terlalu singkat. Manakala orang yang tidak mendapatkan hidayah ini akan merasa malas dalam beramal soleh dan tidak merasa bersalah kalau berbuat maksiat. Allah swt. berfirman, "Maka sesiapa yang Allah kehendaki untuk memberi hidayah petunjuk kepadanya nescaya Ia melapangkan dadanya (membuka hatinya) untuk menerima Islam; dan sesiapa yang Allah kehendaki untuk menyesatkannya, nescaya Ia menjadikan dadanya sesak sempit sesempit-sempitnya, seolah-olah ia sedang mendaki naik ke langit (dengan susah payahnya). Demikianlah Allah menimpakan azab kepada orang-orang yang tidak beriman." 
Surah Al-'An`ām [ 6:125] 

Maksud "Dia melapangkan dadanya untuk Islam" ialah mereka yang mendapatkan hidayah akan merasa mudah melaksanakan ajaran-ajaran Allah, dadanya lapang tanpa beban. Manakala yang dimaksudkan dengan "nescaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit" ialah mereka yang tidak mendapatkan hidayah akan merasa malas dalam beramal soleh saat melaksanakan perintah dan maenjauhkan larangan Allah swt. 

Rasulullah SAW bersabda: "Perkara dunia yang aku suka ialah wanita, wangian dan aku jadikan solat sebagai buah hatiku." [H.R. Bukhari] 

2. MERASAKAN KERINDUAN KEPADA ALLAH. 
Orang yang mendapatkan hidayah, setiap ruang hatinya terisi dengan kerinduan kepada Allah SWT. Jika nama Allah SWT. disebut, akan bergetar hatinya; kalau dibacakan firman-Nya, akan bertambah imannya; ia bertawakal, mendirikan solat, dan mengeluarkan zakat sebagai meluahkan rasa syukur atas nikmat yang diterimanya. 

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu (yang sempurna imannya) ialah mereka yang apabila disebut nama Allah (dan sifat-sifatNya) gementarlah hati mereka; dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, menjadikan mereka bertambah iman, dan kepada Tuhan mereka jualah mereka berserah. Iaitu orang-orang yang mendirikan sembahyang dan yang mendermakan sebahagian dari apa yang Kami kurniakan kepada mereka. Merekalah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan mendapat pangkat-pangkat yang tinggi di sisi Tuhan mereka dan keampunan serta limpah kurnia yang mulia (di Syurga)."
Surah Al-'Anfāl [8:2~4] 

3. KONSISTEN ATAU ISTIQAMAH 
Orang yang mendapatkan hidayah akan istiqamah atau konsisten dalam menjalankan perintah-perintah-Nya. Ia akan merasa nikmat saat beribadah kepada-Nya. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut, "Dan bagaimana kamu akan menjadi kafir padahal kepada kamu dibacakan ayat-ayat Allah (Al-Quran), dan dalam kalangan kamu ada RasulNya (Muhammad SAW)? Dan sesiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah beroleh petunjuk hidayah ke jalan yang betul (lurus)." 
Surah 'Āli `Imrān [3:101] 

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah suka apabila seorang hamba mengerjakan suatu pekerjaan dan dia istiqamah melakukannya." (H.R. Baihaqi) 

Keteguhan mereka dalam memegang ajaran agama diumpamakan dalam Surah 'Ibrāhīm [14:24~25]. "Tidakkah engkau melihat (wahai Muhammad) bagaimana Allah mengemukakan satu perbandingan, iaitu: kalimah yang baik adalah sebagai sebatang pohon yang baik, yang pangkalnya (akar tunjangnya) tetap teguh, dan cabang pucuknya menjulang ke langit. Dia mengeluarkan buahnya pada tiap-tiap masa dengan izin Tuhannya. Dan Allah mengemukakan perbandingan-perbandingan itu untuk manusia, supaya mereka beringat (mendapat pelajaran)." 

4. BERSEMANGAT DALAM MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI ILMU. 
Orang yang mendapatkan hidayah akan memiliki semangat untuk selalu menelaah ajaran-ajaran Allah. Islam itu agama yang harus difahami, bukan sekadar diyakini. Kefahaman dalam Islam amat penting untuk melahirkan amalan yang tepat. Ada orang yang boleh menghafal ilmu tetapi tidak memahaminya lalu jadi seperti burung kakak tua yang hanya tahu bertutur tetapi tidak memahami apa yang dituturkannya. Rasulullah SAW bersabda, "Apabila Allah akan memberikan kebaikan pada seseorang, Dia berikan kepadanya kefahaman dalam beragama." 

5. SABAR MENGHADAPI PELBAGAI UJIAN. 
Allah SWT memberikan kehidupan kepada manusia sebagai ujian. Siapakah di antara hamba-Nya yang paling baik amalnya. Kehidupan dunia merupakan ladang amal. "Dia lah yang telah mentakdirkan adanya mati dan hidup (kamu) - untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu: siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya; dan Ia Maha Kuasa (membalas amal kamu), lagi Maha Pengampun, (bagi orang-orang yang bertaubat)." 
Surah Al-Mulk [67:2] 

Orang-orang yang mendapatkan hidayah akan tahan menghadapi berbagai ujian kehidupan, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut. "Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar: (Iaitu) orang-orang yang apabila mereka ditimpa oleh sesuatu kesusahan, mereka berkata: Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali." Mereka itu ialah orang-orang yang dilimpahi dengan berbagai-bagai kebaikan dari Tuhan mereka serta rahmatNya; dan mereka itulah orang-orang yang dapat petunjuk hidayahNya." 
Surah Al-Baqarah [2: 155~157] 

Pada akhir ayat di atas tertulis dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. Ini merupakan kunci kata ayat yang menegaskan bahwa orang-orang yang bersabar adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk atau hidayah-Nya. 

Ya Allah... Janganlah Engkau memesongkan hati kami sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan kurniakanlah kepada kami limpah rahmat dari sisi-Mu; sesungguhnya Engkau jualah Tuhan Yang melimpah-limpah pemberian-Nya.


~NuriahHamsah~