·٠•●♥ Sahabat fillah rahikumullah....jazakumullah khoir (✿◠‿◠) ♥●•٠·

AJAL … sesuatu yang pasti akan menghampiri (sebuah renungan)


‘Tiap ummat mempunyai ajal, maka apabila telah datang ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat pula mempercepatnya.”
(QS. Al A’raf : 34) 

Segala puji bagi Allah S.W.T. yang telah menganugerahkan nikmat umur, yang merupakan nikmat yang paling mulia yang diberikan Allah SWT. Shalawat beserta salam semoga selalu dicurahkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya, para sahabatnya ridwaanulaahi ‘alahim ajma'in dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman dengan kebaikan. Salah satu nikmat terbesar yang dianugerahkan Allah SWT kepada hamba-Nya adalah nikmat umur. Nikmat umur begitu agung kerana dengan adanya nikmat ini seseorang boleh hidup dan menggapai jalan kebahagiaan atau jalan yang diinginkannya, sedangkan terhentinya nikmat ini maka berhentilah kehidupannya dan upaya seseorang untuk menggapai keinginannya.

Ajalku pasti, tapi tidak terlihat oleh pandanganku bilakah tibanya nanti. Ajal yang Allah janjikan itu tak kan tertangguh sesaatpun, malah Izrail sesekali tidak akan alpa dalam urusannya.

Sesungguhnya Malaikat maut menjalankan perintah Allah SWT dengan tepat dan sempurna, dia tidak diutus hanya untuk mencabut roh orang sakit saja, atau pun orang yang mendapat kecelakaan dan malapetaka. Jika Allah SWT menetapkan kematian seseorang ketika tertimpa kemalangan, atau ketika diserang penyakit, maka pastinya Izrail mencabut roh orang itu ketika kejadian tersebut.

Namun ajal tidak mengenal orang yang sihat, ataupun orang yang kaya yang sedang hidup mewah dibuai kesenangan. Malaikat maut datang tepat pada waktunya tanpa mengira kita sedang ketawa riang atau mengerang kesakitan. Bila ajal telah tiba, maka kematian itu tidak akan tertangguh walau hanya sesaat. Tidak banyak manusia yang mengaitkan kematian itu dengan kehadiran malaikat maut yang datang tepat pada saat ajal seseorang sudah sampai, sedangkan malaikat maut senantiasa berada di sekeliling manusia, mengenal pasti memperhatikan orang-orang yang hayatnya sudah tamat.

Solatlah anda sebelum anda disolatkan...

Sebuah hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a, bahawa Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya : “Bahawa malaikat maut memperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenung wajah seseorang, didapati orang itu ada yang gelak tawa. Maka berkata Izrail :” Alangkah hairannya aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah untuk mencabut nyawanya, tetapi dia masih berhura-hura dan bergelak tawa.”

70 kali dalam masa 24 jam. Andai kata manusia sedar hakikat tersebut, nescaya tidak akan lalai mengingati mati. Tetapi malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak melihat kehadirannya, oleh sebab itu manusia tidak menyedari.
Tidak hairan, jika banyak manusia yang masih mampu bersenang-senang dan bergelak tawa, seolah-olah dia tidak ada masalah yang perlu difikirkan dan direnungkan dalam hidupnya. Walaupun ia adalah seorang yang miskin amal soleh serta tidak memiliki secuil bekal amalan untuk akhiratnya, dan sebaliknya malah banyak melakukan dosa.

Itu aku ya Allah……..
ampunananMu untukku ......


Sabda Rasulullah s.a.w : “sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang usianya dan bagus amal perbuatannya. Seburuk-buruk manusia adalah orang yang panjang usianya dan buruk amal perbuatannya.
(HR Ahmad).

Bayangkan jika jenis manusia yang kedua itu adalah kita. Maka bekal apakah yang akan kita bawa untuk dihisab di akhirat kelak?

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”
(QS. Al-‘Ashr : 1-3)

Kembali dengan sebuah pertanya??? Kemana kah penghujung dari Kehidupan ini...ada apa dengan hidup ini??

Umur kita terbatas. Ketika ajal telah datang, maka disinilah manusia akan tahu betapa tingginya nikmat umur dan kemuliaannya. Saat ajal datang menjemput, maka tidak seorangpun boleh memanjangkan waktunya atau mengundurkannya barang sedetikpun. Kedatangan ajal merupakan hal yang pasti, akan tetapi waktu datangnya tidak kita ketahui, hanya Allah 'Azza wa Jalla Robb Yang Maha Mengetahui. Mari kita perhatikan sebuah ayat yang setiap kali difahami oleh orang yang lalai maka akan membuat orang itu bertaubat, yang setiap kali diperhatikan oleh orang yang berpaling maka akan menjadikannya segera kembali kepada Allah SWT dan meminta ampunan-Nya, sebuat ayat yang menceritakan tentang sebuah perjalanan yang berat, iaitu firman Allah SWT: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu, barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke syurga maka sungguh dia telah beruntung, kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali Imran/3: 185)


Renungan bila ajal datang menjemput

Untuk mengingatkan kembali kepada hakikat kehidupan yang sesungguhnya, dan menyedari kematian sebagai guru bagi kehidupan, mari kita perhatikan renungan dibawah ini:

Renungan Pertama

Ada cerita mengenai orang-orang yang terdahulu, seseorang diantara mereka bertanya kepada temannya, "Mahukah engkau mati sekarang ?" Orang itu menjawab; "Tentu tidak" Lalu ditanyakan lagi kepadanya; "Kenapa ?" Jawab orang itu; "Saya belum bertaubat dan belum berbuat kebajikan" Selanjutnya dikatakan kepada orang itu; "Kerjakanlah sekarang !" Ia menjawab; "Nanti akan saya lakukan". Demikianlah ia selalu berkata; "Nanti dan nanti" sehingga akhirnya orang itu meninggal dunia tanpa bertaubat dan melakukan kebaikan.
Ingatlah wahai saudaraku, keadaanmu disaat engkau merasakan pedihnya sakaratul maut, yang pada saat menghadapinya, Demi Allah, sesungguhnya Rasulullah SAW sebagai makhluk yang paling dicintai Allah SWT, bersabda; "Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, sesungguhnya dalam kematian itu terdapat rasa kesakitan" (HR. Bukhari)

Wahai saudaraku, cukuplah kematian sebagai nasihat, cukuplah kematian menjadikan hati bersedih, menjadikan mata menangis, perpisahan dengan orang-orang yang dicintai, berpisah dari segala kenikmatan, pemutus dari segala cita-cita.

Wahai orang-orang yang tertipu oleh dunianya, wahai orang-orang yang berpaling dari Allah Subhanahu wa Ta'aala, wahai orang yang lengah dari ketaatan kepada Robbnya, wahai orang-orang yang setiap kali dinasehati lalu hawa nafsunya menolak nasehat tersebut, wahai orang-orang yang dilalaikan oleh nafsunya dan tertipu oleh angan-angan yang panjang.

Pernahkah engkau memikirkan detik-detik kematian sedangkan engkau tetap dalam keadaanmu semula? Tahukah engkau apa yang akan terjadi pada dirimu disaat kematian menjemputmu? Tentu saat ini engkau akan berucap dalam hatimu; saya akan mengucapkan Laa Ilaha Illallah !!! Tetapi itu tidak mungkin wahai saudaraku, jika engkau masih tetap lalai dan berpaling dari kebenaran, hingga tiba saat-saat kematianmu, tentu engkau tidak akan mampu mengucapkannya, bahkan engkau akan berharap dihidupkan kembali.

Suatu ketika Hasan al-Bashri rahimahullah berdiri di depan sebuah kuburan sambil melihat kuburan tersebut dengan seksama, kemudian ia menoleh kepada salah seorang yang turut hadir disana dan berkata; "Seandainya penghuni kubur ini keluar dari kuburannya, menurutmu apa yang akan dilakukannya? Orang itu menjawab; "Tentu ia akan bertaubat dan berzikir mengingati Allah". Hasan al-Bashri rahimahullah berkata kepada orang itu; "Kalau dia tidak keluar, maka kamulah yang harus melakukannya !"

Saudaraku, apa jawabanmu bila Robbmu menanyakan tentang umurmu, untuk apa kau habiskan; menanyakan tentang masa mudamu, untuk apa engkau gunakan; menanyakan tentang hartamu, dari mana engkau dapatkan dan untuk apa engkau gunakan, dan ilmumu untuk apa engkau amalkan.

Seorang penyair berkata :

"Saudaraku, cubalah mencari jalan keselamatan

Persiapkan dirimu (dengan beramal soleh) sebelum datang kematianmu.

Sambutlah sesuatu yang pasti datang dengan kesungguhan.

Janganlah tertipu oleh fatamorgana kehidupan.

Sungguh sebentar lagi engkau mati."

Cuba kita perhatikan apa yang telah kita persiapkan untuk menjadikan kuburan kita sebagai taman surga? Keadaan yang bagaimanakah yang kita inginkan disaat Allah 'Azza wa Jalla berfirman :"Dan dengarkanlah (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat. iaitu pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya, itulah hari keluar (dari kubur)." (QS. Qaf/50 : 41-42)

Mari kita renungkan kembali firman Allah SWT: "Adapun orang-orang yang diberikan padanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: Ambillah, bacalah kitabku (ini) Sesungguhnya aku yakin bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku, maka orang itu berada dalam kehidupan yang diredhai, dalam syurga yang tinggi yang buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan; ‘makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu." (QS. al-Haaqqah/69: 19-24)

Saudaraku, tidakkah renungan ini menjadikan kita menangis, menitiskan air mata? Tidakkah perjalanan ini menjadikan kita bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWt atas segala dosa yang kita lakukan?


Saudaraku, segeralah bertaubat, manfaatkan segera setiap detik nafasmu untuk memikirkan setiap amal perbuatanmu, periksalah amalanmu, apakah amalan dan perbuatan yang engkau lakukan mendekatkan dirimu ke syurga atau malah semakin mendekatkan dirimu ke neraka ?

Di akhir renungan ini, inginku persembahkan pelajaran bagi setiap insan yang tenggelam dalam berbagai kesenangan dunia, sehingga lupa kepada Robbnya, dan juga untuk setiap orang yang bertaubat dan mohon ampunan kepada Robb-Nya, sebuah hadits dari Rasulullah SAW:

"Pada hari kiamat akan didatangkan seorang ahli neraka yang paling banyak mengenyam kenikmatan dunia, lalu ia dicelupkan sesaat ke dalam Neraka, kemudian ia ditanya; "Wahai anak Adam, apakah telah engkau dapatkan kenikmatan? Pernahkah sebuah kenikmatan menghampirimu? Ia menjawab; "Demi Allah, tidak wahai Tuhanku", Demikian pula didatangkan seorang ahli Syurga yang paling sengsara hidupnya ketika di dunia, lalu dia dicelupkan sesaat ke dalam Syurga. Kemudian ia ditanya; "Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kesengsaraan ? Adakah sebuah malapetaka menerpamu? Ia menjawab, "Demi Allah, tidak pernah sedikitpun kesengsaraan dan malapetaka menerpaku." (HR. Muslim)

Renungan Kedua

Hiduplah sesuka hatimu, tumpahkan dan hamburkan kesenangan demi kesenangan untuk memuaskan nafsumu. Katakan semaumu tentang Islam, tentang orang-orang soleh, tentang ibadah dan kebajikan. Bergembiralah dan tertawalah sepuas-puasmu kepada dunia, kelak pada akhirnya engkau akan rasa tegang ditengah sakaratul maut, entah bila waktunya tapi itu pasti menimpamu, lalu engkaupun mati. Saat itu, malaikat tepat berada diatas kepalamu; hatimu bergetar, nyawamu ditarik, mulutmu terkunci, seluruh tubuhmu terasa lemas, matamu terbelalak, sedang pintu taubat telah tertutup, orang-orang disekitarmu menangis sedang engkau sendiri mengerang melawan pedihnya sakratul maut, lalu nyawamu diangkat ke langit.

Pada waktu itu, barulah engkau tahu pasti dan yakin, bahawa selama ini engkau telah terpedaya. Tiada berguna lagi air mata darah, selanjutnya yang ada hanyalah seksa, derita dan merana sepanjang masa.

Saudaraku, sebelum semua ini terjadi, sebelum semuanya terlambat, selamatkanlah dirimu. Saudaraku..., yakinkan dirimu, dunia ini bukan akhir dari segalanya, masih ada negeri akhirat yang justeru di sanalah kehidupan yang sesungguhnya, tempat pembalasan atas amal yang dilakukan manusia di dunia, tempat pembalasan amal dengan seadil-adilnya.
Renungan untuk kita bersama...smg kita dpt memperbaiki kelemahan2 yg ada dan diberi kesempatan utk bertaubat kpd-Nya seblm ajal dtg menjemput...

Wallahu A'lam Bishshawaab

Detik Kematian
Album : Nur Insani
Munsyid : Inteam

Tertulis kematian
Pada suratan kehidupan
Namun hanya ALLAH yang tahu
Bilakah ajal bakal bertamu

Detiknya menghampiri
Tanpa petanda yang menanti
Bila tiba saatnya nanti
Tak siapa dapat melarikan diri

Itu hakikat dan kepastian
Hadirnya tidak pernah kita alukan
Tua dan muda, miskin dan kaya
Semua insan pasti melaluinya

Sakit dirasa tidak terkata
Tika dipisahkan jiwa dari jasadnya
Hanya amalan bisa redakan
Bebanan derita di ambang kematian

Denyutan nadi akhirnya terhenti
Bersama nafas yang tak terhela lagi
Kerana jiwa meninggalkan pergi
Pulang kembali untuk menghadap Ilahi

Dari ALLAH kita datang,
KepadaNya kita pasti pulang

Detiknya pasti tiba
Adakah kita bersedia?

 Copy n paste note fb Nurmujahidah Solehah

0 Komen tetamu yg baik :-):

Posting Komentar