‘Tiap ummat mempunyai ajal, maka apabila telah datang  ajalnya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak  dapat pula mempercepatnya.”
(QS. Al A’raf : 34) 
Segala puji bagi Allah S.W.T. yang telah menganugerahkan nikmat umur,  yang merupakan nikmat yang paling mulia yang diberikan Allah SWT.  Shalawat beserta salam semoga selalu dicurahkan Allah SWT kepada  Rasulullah SAW beserta keluarganya, para sahabatnya ridwaanulaahi  ‘alahim ajma'in dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman  dengan kebaikan. Salah satu nikmat terbesar yang dianugerahkan Allah SWT  kepada hamba-Nya adalah nikmat umur. Nikmat umur begitu agung kerana  dengan adanya nikmat ini seseorang boleh hidup dan menggapai jalan  kebahagiaan atau jalan yang diinginkannya, sedangkan terhentinya nikmat  ini maka berhentilah kehidupannya dan upaya seseorang untuk menggapai  keinginannya.
Ajalku pasti, tapi tidak terlihat oleh  pandanganku bilakah tibanya nanti. Ajal yang Allah janjikan itu tak kan  tertangguh sesaatpun, malah Izrail sesekali tidak akan alpa dalam  urusannya.
Sesungguhnya  Malaikat maut menjalankan perintah Allah SWT dengan tepat dan sempurna,  dia tidak diutus hanya untuk mencabut roh orang sakit saja, atau pun  orang yang mendapat kecelakaan dan malapetaka. Jika Allah SWT menetapkan  kematian seseorang ketika tertimpa kemalangan, atau ketika diserang  penyakit, maka pastinya Izrail mencabut roh orang itu ketika kejadian  tersebut.
Namun ajal tidak mengenal orang yang sihat, ataupun orang yang kaya  yang sedang hidup mewah dibuai kesenangan. Malaikat maut datang tepat  pada waktunya tanpa mengira kita sedang ketawa riang atau mengerang  kesakitan. Bila ajal telah tiba, maka kematian itu tidak akan tertangguh  walau hanya sesaat. Tidak banyak manusia yang mengaitkan kematian itu  dengan kehadiran malaikat maut yang datang tepat pada saat ajal  seseorang sudah sampai, sedangkan malaikat maut senantiasa berada di  sekeliling manusia, mengenal pasti memperhatikan orang-orang yang  hayatnya sudah tamat.
Solatlah anda sebelum anda disolatkan...
Sebuah hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a, bahawa Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya : “Bahawa  malaikat maut memperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali  dalam sehari. Ketika Izrail datang merenung wajah seseorang, didapati  orang itu ada yang gelak tawa. Maka berkata Izrail :” Alangkah hairannya  aku melihat orang ini, sedangkan aku diutus oleh Allah untuk mencabut  nyawanya, tetapi dia masih berhura-hura dan bergelak tawa.”
70  kali dalam masa 24 jam. Andai kata manusia sedar hakikat tersebut,  nescaya tidak akan lalai mengingati mati. Tetapi malaikat maut adalah  makhluk ghaib, manusia tidak melihat kehadirannya, oleh sebab itu  manusia tidak menyedari.
Tidak hairan, jika banyak manusia yang  masih mampu bersenang-senang dan bergelak tawa, seolah-olah dia tidak  ada masalah yang perlu difikirkan dan direnungkan dalam hidupnya.  Walaupun ia adalah seorang yang miskin amal soleh serta tidak memiliki  secuil bekal amalan untuk akhiratnya, dan sebaliknya malah banyak  melakukan dosa.
Itu aku ya Allah……..
ampunananMu untukku ......

Sabda  Rasulullah s.a.w : “sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang  usianya dan bagus amal perbuatannya. Seburuk-buruk manusia adalah orang  yang panjang usianya dan buruk amal perbuatannya.
(HR Ahmad).
Bayangkan jika jenis manusia yang kedua itu adalah kita. Maka bekal apakah yang akan kita bawa untuk dihisab di akhirat kelak?
“Demi  masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali  orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat  menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya  menetapi kesabaran.”
(QS. Al-‘Ashr : 1-3)
Kembali dengan sebuah pertanya??? Kemana kah penghujung dari Kehidupan ini...ada apa dengan hidup ini??
Umur  kita terbatas. Ketika ajal telah datang, maka disinilah manusia akan  tahu betapa tingginya nikmat umur dan kemuliaannya. Saat ajal datang  menjemput, maka tidak seorangpun boleh memanjangkan waktunya atau  mengundurkannya barang sedetikpun. Kedatangan ajal merupakan hal yang  pasti, akan tetapi waktu datangnya tidak kita ketahui, hanya Allah 'Azza  wa Jalla Robb Yang Maha Mengetahui. Mari kita perhatikan sebuah ayat  yang setiap kali difahami oleh orang yang lalai maka akan membuat orang  itu bertaubat, yang setiap kali diperhatikan oleh orang yang berpaling  maka akan menjadikannya segera kembali kepada Allah SWT dan meminta  ampunan-Nya, sebuat ayat yang menceritakan tentang sebuah perjalanan  yang berat, iaitu firman Allah SWT: "Tiap-tiap yang berjiwa  akan merasakan mati dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah  disempurnakan pahalamu, barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan  dimasukkan ke syurga maka sungguh dia telah beruntung, kehidupan dunia  itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS. Ali  Imran/3: 185)
Renungan bila ajal datang menjemput 
Untuk  mengingatkan kembali kepada hakikat kehidupan yang sesungguhnya, dan  menyedari kematian sebagai guru bagi kehidupan, mari kita perhatikan  renungan dibawah ini:
Renungan Pertama 
Ada  cerita mengenai orang-orang yang terdahulu, seseorang diantara mereka  bertanya kepada temannya, "Mahukah engkau mati sekarang ?" Orang itu  menjawab; "Tentu tidak" Lalu ditanyakan lagi kepadanya; "Kenapa ?" Jawab  orang itu; "Saya belum bertaubat dan belum berbuat kebajikan"  Selanjutnya dikatakan kepada orang itu; "Kerjakanlah sekarang !" Ia  menjawab; "Nanti akan saya lakukan". Demikianlah ia selalu berkata;  "Nanti dan nanti" sehingga akhirnya orang itu meninggal dunia tanpa  bertaubat dan melakukan kebaikan.
Ingatlah wahai  saudaraku, keadaanmu disaat engkau merasakan pedihnya sakaratul maut,  yang pada saat menghadapinya, Demi Allah, sesungguhnya Rasulullah  SAW sebagai makhluk yang paling dicintai Allah SWT, bersabda; "Tiada  tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, sesungguhnya dalam kematian  itu terdapat rasa kesakitan" (HR. Bukhari)
Wahai  saudaraku, cukuplah kematian sebagai nasihat, cukuplah kematian  menjadikan hati bersedih, menjadikan mata menangis, perpisahan dengan  orang-orang yang dicintai, berpisah dari segala kenikmatan, pemutus dari  segala cita-cita.
Wahai orang-orang yang tertipu oleh  dunianya, wahai orang-orang yang berpaling dari Allah Subhanahu wa  Ta'aala, wahai orang yang lengah dari ketaatan kepada Robbnya, wahai  orang-orang yang setiap kali dinasehati lalu hawa nafsunya menolak  nasehat tersebut, wahai orang-orang yang dilalaikan oleh nafsunya dan  tertipu oleh angan-angan yang panjang.
Pernahkah engkau  memikirkan detik-detik kematian sedangkan engkau tetap dalam keadaanmu  semula? Tahukah engkau apa yang akan terjadi pada dirimu disaat kematian  menjemputmu? Tentu saat ini engkau akan berucap dalam hatimu; saya akan  mengucapkan Laa Ilaha Illallah !!! Tetapi itu tidak mungkin wahai  saudaraku, jika engkau masih tetap lalai dan berpaling dari kebenaran,  hingga tiba saat-saat kematianmu, tentu engkau tidak akan mampu  mengucapkannya, bahkan engkau akan berharap dihidupkan kembali.
Suatu  ketika Hasan al-Bashri rahimahullah berdiri di depan sebuah kuburan  sambil melihat kuburan tersebut dengan seksama, kemudian ia menoleh  kepada salah seorang yang turut hadir disana dan berkata; "Seandainya  penghuni kubur ini keluar dari kuburannya, menurutmu apa yang akan  dilakukannya? Orang itu menjawab; "Tentu ia akan bertaubat dan berzikir  mengingati Allah". Hasan al-Bashri rahimahullah berkata kepada orang  itu; "Kalau dia tidak keluar, maka kamulah yang harus melakukannya !"
Saudaraku,  apa jawabanmu bila Robbmu menanyakan tentang umurmu, untuk apa kau  habiskan; menanyakan tentang masa mudamu, untuk apa engkau gunakan;  menanyakan tentang hartamu, dari mana engkau dapatkan dan untuk apa  engkau gunakan, dan ilmumu untuk apa engkau amalkan.
Seorang penyair berkata :
"Saudaraku, cubalah mencari jalan keselamatan
Persiapkan dirimu (dengan beramal soleh) sebelum datang kematianmu.
Sambutlah sesuatu yang pasti datang dengan kesungguhan.
Janganlah tertipu oleh fatamorgana kehidupan.
Sungguh sebentar lagi engkau mati."
Cuba  kita perhatikan apa yang telah kita persiapkan untuk menjadikan kuburan  kita sebagai taman surga? Keadaan yang bagaimanakah yang kita inginkan  disaat Allah 'Azza wa Jalla berfirman :"Dan dengarkanlah  (seruan) pada hari penyeru (malaikat) menyeru dari tempat yang dekat.  iaitu pada hari mereka mendengar teriakan dengan sebenar-benarnya,  itulah hari keluar (dari kubur)." (QS. Qaf/50 : 41-42)
Mari  kita renungkan kembali firman Allah SWT: "Adapun orang-orang yang  diberikan padanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata:  Ambillah, bacalah kitabku (ini) Sesungguhnya aku yakin bahwa  sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku, maka orang itu  berada dalam kehidupan yang diredhai, dalam syurga yang tinggi yang  buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan; ‘makan dan minumlah  dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari  yang telah lalu." (QS. al-Haaqqah/69: 19-24)
Saudaraku,  tidakkah renungan ini menjadikan kita menangis, menitiskan air mata?  Tidakkah perjalanan ini menjadikan kita bertaubat dan memohon ampunan  kepada Allah SWt atas segala dosa yang kita lakukan?
Saudaraku, segeralah bertaubat, manfaatkan segera setiap detik  nafasmu untuk memikirkan setiap amal perbuatanmu, periksalah amalanmu,  apakah amalan dan perbuatan yang engkau lakukan mendekatkan dirimu ke  syurga atau malah semakin mendekatkan dirimu ke neraka ?
Di  akhir renungan ini, inginku persembahkan pelajaran bagi setiap insan  yang tenggelam dalam berbagai kesenangan dunia, sehingga lupa kepada  Robbnya, dan juga untuk setiap orang yang bertaubat dan mohon ampunan  kepada Robb-Nya, sebuah hadits dari Rasulullah SAW:
"Pada  hari kiamat akan didatangkan seorang ahli neraka yang paling banyak  mengenyam kenikmatan dunia, lalu ia dicelupkan sesaat ke dalam Neraka,  kemudian ia ditanya; "Wahai anak Adam, apakah telah engkau dapatkan  kenikmatan? Pernahkah sebuah kenikmatan menghampirimu? Ia menjawab;  "Demi Allah, tidak wahai Tuhanku", Demikian pula didatangkan seorang  ahli Syurga yang paling sengsara hidupnya ketika di dunia, lalu dia  dicelupkan sesaat ke dalam Syurga. Kemudian ia ditanya; "Wahai anak  Adam, apakah engkau pernah merasakan kesengsaraan ? Adakah sebuah  malapetaka menerpamu? Ia menjawab, "Demi Allah, tidak pernah sedikitpun  kesengsaraan dan malapetaka menerpaku." (HR. Muslim)
 Renungan Kedua 
Hiduplah  sesuka hatimu, tumpahkan dan hamburkan kesenangan demi kesenangan untuk  memuaskan nafsumu. Katakan semaumu tentang Islam, tentang orang-orang  soleh, tentang ibadah dan kebajikan. Bergembiralah dan tertawalah  sepuas-puasmu kepada dunia, kelak pada akhirnya engkau akan rasa tegang  ditengah sakaratul maut, entah bila waktunya tapi itu pasti menimpamu,  lalu engkaupun mati. Saat itu, malaikat tepat berada diatas kepalamu;  hatimu bergetar, nyawamu ditarik, mulutmu terkunci, seluruh tubuhmu  terasa lemas, matamu terbelalak, sedang pintu taubat telah tertutup,  orang-orang disekitarmu menangis sedang engkau sendiri mengerang melawan  pedihnya sakratul maut, lalu nyawamu diangkat ke langit.
Pada  waktu itu, barulah engkau tahu pasti dan yakin, bahawa selama ini  engkau telah terpedaya. Tiada berguna lagi air mata darah, selanjutnya  yang ada hanyalah seksa, derita dan merana sepanjang masa.
Saudaraku,  sebelum semua ini terjadi, sebelum semuanya terlambat, selamatkanlah  dirimu. Saudaraku..., yakinkan dirimu, dunia ini bukan akhir dari  segalanya, masih ada negeri akhirat yang justeru di sanalah kehidupan  yang sesungguhnya, tempat pembalasan atas amal yang dilakukan manusia di  dunia, tempat pembalasan amal dengan seadil-adilnya.
Renungan  untuk kita bersama...smg kita dpt memperbaiki kelemahan2 yg ada dan  diberi kesempatan utk bertaubat kpd-Nya seblm ajal dtg menjemput...
Wallahu A'lam Bishshawaab
Detik Kematian
Album : Nur Insani
Munsyid : Inteam
Tertulis kematian
Pada suratan kehidupan
Namun hanya ALLAH yang tahu
Bilakah ajal bakal bertamu
Detiknya menghampiri
Tanpa petanda yang menanti
Bila tiba saatnya nanti
Tak siapa dapat melarikan diri
Itu hakikat dan kepastian
Hadirnya tidak pernah kita alukan
Tua dan muda, miskin dan kaya
Semua insan pasti melaluinya
Sakit dirasa tidak terkata
Tika dipisahkan jiwa dari jasadnya
Hanya amalan bisa redakan
Bebanan derita di ambang kematian
Denyutan nadi akhirnya terhenti
Bersama nafas yang tak terhela lagi
Kerana jiwa meninggalkan pergi
Pulang kembali untuk menghadap Ilahi
Dari ALLAH kita datang,
KepadaNya kita pasti pulang
Detiknya pasti tiba
Adakah kita bersedia?
 Copy n paste note fb Nurmujahidah Solehah






























0 Komen tetamu yg baik :-):
Posting Komentar