Apabila melihat bangsa kulit hitam berjalan kaki ayam meredah hutan,  meredah panas bahang mentari digurun mencari rezeki, hati ini terpanggil  untuk merenung kehebatan sifat Allah SWT. Maha Cerdik-Nya Dia Maha  Mengetahui-Nya  di atas setiap yang diciptakan. Berpuluh tahun kita  hidup, beribu batu sudah berjalan,, kekadang tanpa berkasut, tapi yang  peliknya tapak kaki tak pernah haus walau tercalar, pecah-pecah atau  kematu dimamah usia.
Apa yang nyata, kaki yang Allah  jadikan bersifat mesra alam, tahan lasak. Berpuluh kasut sudah silih  berganti sejak kita kecil. Dibeli ibu ayah hinggalah kita pandai memilih  dan membeli dengan duit poket sendiri. Yang murah hinggalah yang  kejenama ternama. Yang bernama kasut tetap akan haus, koyak dan buruk  dimamah jalan. Kepanasan matahari mahupun keras kerana cuaca sejuk. Itu  hasil tangan manusia, gagah tak selama mana.
Nyata  ciptaan-Nya tetap terhebat, punya kelainan dan keunikan yang tersendiri  dan bersifat mesra alam walaupun tanpa ‘sparepart’. Kalau ada insan yang  kehilangan kaki kerana sesuatu musibah, kaki palsu akan menggantikan  yang asli namun keselesaannya tetap tidak sama dengan kaki yang ‘ori’.
Ini  baru sepasang kaki, belum lagi kita berbicara tentang anggota lain.  Renungi setiap inci kejadian diri, punya bentuk badan yang beralur,  lekuk dan lentuk sana sini di atur cantik susunan kejadian dari kepala  hingga ke kaki. Apakah telah benar-benar bersyukur di atas segala  kesempurnaan yang Allah jadikan?
Atau berkira-kira untuk  mengubah mana yang patut serasi dengan kehendak nafsu? Apa yang nyata,  setiap susunan Tuhan apabila diubah suai pasti ada musibah yang menimpa.  Memang itu janji Tuhan pada hamba-hamba-Nya yang derhaka, yang ingkar  dan tidak mahu bersyukur dengan setiap kesempurnaan kejadian dirinya.
Hari  berganti hari, bulan berganti bulan, usia pun semakin bertambah. Mari  kita sorot ke dalam diri, apakah kita masih seperti dulu, masih terus  melayan nafsu untuk bermalas-malasan dengan tuntutan amal ibadat  khususnya memperhalusi penghayatan ibadat Solat? Apakah kita telah  Berjaya ‘membakar’ hawa nafsu untuk seorang hamba yang benar-benar  bertaqwa kepada pencipta-Nya?
Solat menjauhkan kita dari  perbuatan keji dan mungkar, menjauhkan kita dari sifat kikir dan  sebagainya. Sudahkah ia memberi kesan di jiwa kita?
Solat menolong  kita dalam menghadapi segala permasalahan kehidupan, menjadikan kita  kuat dan sabar dalam menghadapi persoalan. Sudahkah kita merasakannya?
Solat  itu nikmat. Sudahkah kenikmatan itu kita temukan? Solat adalah kunci  ibadah hamba pada Tuhan, mendekatkan antara Khaliq dan makhluk-Nya.  Sudahkah kedekatan itu kita rasakan? Jika belum, ertinya ada yang salah  dalam solat kita dan kita harus memperbaikinya.
Sunguh  solat terasa berat bila kita mengetahui rahsianya. Solat terasa nikmat  bila kita yakin bertemu Allah, Yang Maha pemberi kenikmatan. Dari setiap  kerdipan mata, hembusan nafas, dan langkah kaki semua merupakan nikmat  yang melimpah dari-Nya. Kita hanya diminta beberapa minit dari sekelian  waktu yang Dia berikan.
Allah juga amat memaklumi keadaan  kita. Jika tidak mampu berdiri, boleh solat dengan duduk, tidak mampu  duduk, boleh solat dengan berbaring. Jika kita berpergian, boleh  menjama’ dan menqasarkan solat. subhanaAllah. Betapa Allah selalu  memudahkan kita, tidak pernah mengkehendaki kesulitan bagi  hamba-hamba-Nya.
Ketika kita solat, kita bertemu Allah  tanpa perantara, di mana kita sedari hanya kepada-Nya kita menyembah dan  memohon pertolongan, di mana hanya kepada-Nya kita menggantungkan  segala sesuatu. Rasulullah SAW selalu rindu saat-saat pertemuan dengan  Allah. Bila tiba waktu solat suka cita baginda berkata, “Wahai Bilal,  hiburkanlah kami dengan kumandang azanmu.”
Betapa  dasyatnya pengaruh solat bagi jiwa dan perbuatan. Tenaga yang dihasilkan  dari gerakan-gerakannya mampu membuat tubuh ini sihat dan kuat sehingga  menjadikan hidup lebih bersemangat. Itulah yang dirasa Rasulullah SAW.  Inilah yang menjadikan Rasulullah SAW selalu solat jika menghadapi  persoalan yang berat sebagaimana sabdanya: “Apabila salah satu di antara  kalian mempunyai urusan (persoalan) maka solatlah dua raka’at di luar  solat fardu (solat sunnah).” (HR. Bukhari)
Duhai, betapa  jiwa ini tak kuasa menahan airmata, dan saat-saat terindah bersama-Nya  akan selalu kita nantikan dan rindukan, apalagi di saat tengan malam  ketika semua insan tertidup lena. Betapa sejuknya jiwa ini bersama-Nya  di dalam keheningan malam untuk melaksanakan solat tahajud seperti yang  Rasul sentiasa lakukan. Di samping sebagai ibadah tambahan bagi kita,  mudah-mudahan Allah mengangkat kita ke tempat yang terpuji.
Amin Ya Robbal ‘alamiin….
Dalil Al-Qur’an
1.  “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang)  dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya  perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)  perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang  ingat.”(11:114)
2.” Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang  tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan  Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”(17:79)
3.”(Apakah  kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang  beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut  kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah:  "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak  mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima  pelajaran.”(39:9)
4.” Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya  kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua  malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang  yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah  mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas  waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, kerana itu  bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan  ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan  di muka bumi mencari sebahagian kurnia Allah; dan orang-orang yang lain  lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu)  dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan  berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa  saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya  di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar  pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha  Pengampun lagi Maha Penyayang. (73:20)
Dalil Hadis
1.  ‘Paling utama puasa sesudah puasa Ramadhan ialah puasa sunat pada bulan  Muharram, dan paling utama solat sesudah solat fardhu ialah solat sunat  di waktu malam.’ (HR.Muslim)
2.’Wahai sekalian manusia,  sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan solatlah di waktu malam  ketika orang-orang tertidur, maka kalian akan masuk syurga.’  (HR.Tirmidzi)
Copy n paste note fb Nurmujahiddah Solehah


















0 Komen tetamu yg baik :-):
Posting Komentar