Waktu adalah kehidupan, kerananya barangsiapa yang menyia-nyiakan waktunya maka sungguh dia telah menyia-nyiakan hidupnya. Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama as-salaf, “Wahai anak Adam, kamu tidak lain kecuali hari-hari, setiap kali berlalu sebuah hari maka sebagian dirimu juga telah pergi darimu.” Akan tetapi kenyataannya kebanyakan manusia melalaikan nikmat waktu luang ini, mereka mengira bahawa waktu luang adalah waktu untuk bersantai sehingga mereka membiarkannya. Sungguh mereka inilah orang-orang yang tertipu dan yang mendapatkan kerugian di dunia dan terlebih lagi di akhirat, kerana semua waktu luang yang dia miliki akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah Ta’ala sebelum dia bergerak pada hari kiamat. Bahkan bukan sekadar waktu luang, akan tetapi masa muda yang menjadi ruang terlalu lama yang dialami manusia dalam hidupnya, bahkan semua umurnya akan diminta dipertanggung jawapankan.
Para ulama kita menyatakan bahwa di antara sebab terbesar menyimpangnya seseorang adalah tatkala dia mempunyai banyak waktu luang yang tidak dia manfaatkan dengan baik. Karena di antara jalan masuknya setan untuk menggelincirkan manusia adalah pada waktu luang ini dimana hati kosong dari kegiatan. Sebagian ulama as-salaf pernah berkata, “Jika hati kosong dari zikir kepada Allah maka akan diisi oleh zikir kepada syaitan, dan itu pasti.” Barangsiapa yang takut kepada syaitan yang menjadi musuhnya nescaya dia akan berjalan di malam hari, yakni dia tidak akan membuang-buang waktu untuk istirahat di tengah perjalanannya menuju ke kampungnya (syurga), tapi malam hari itu dia tetap berjalan, yakni mengisi semua waktunya untuk beramal soleh agar dia cepat tiba di kampungnya dalam keadaan selamat dari gangguan syaitan yang diibaratkan pembajak yang membajak setiap musafir yang bermalam di padang pasir.
Hassan Al-Basri mengatakan, "Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanyalah kumpulan hari. Tatkala satu hari itu hilang, mala akan hilang pula sebagian dirimu." Ja'far bin Sulaiman berkata bahawa dia mendengar Ro'biah menasihati Sufyan Ats Tsauri, "Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari. Jika satu hari berlalu, maka sebagian dirimu juga akan hilang. Bahkan hapir-hampir sebagian harimu berlalu, lau hilanglah seluruh dirimu (mati) sedangkan engkau mengetahuinya. Oleh kerana itu, beramallah. Imam Asy-Syafi'e rahimahullah pernah mengatakan "Aku pernah bersama dengan orang-orang sufi. Aku tidak mendapatkan pelajaran darinya selain dua perkara:-
Pertama: Dia mengatakan bahawa wakyu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkan), maka dia akan memotongmu (membahayakanmu). Jika dirimu tidak disubukkan dengan hal-hal yang baik (haq) pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, "Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi, penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan azab yang pedih. ketahuilah bahawa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah kpd Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya dianggap seperti kehidupan binatang ternak. Jika waktu hanya dihabiskan untuk perkara-perkara yg membuat lalai, untuk sekadar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan ( sia-sia ), maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya."
Betapa bahagianya org-org yg sungguh-sungguh menjaga waktunya dan memelihara solat, mengorbankan kelelahan dan kenikmatan istirehat untuk menggapai redha Allah, memperoleh pembebasan dari kemunafikan dan agar menjadi salah seorang yang diberi berita gembira untuk masuk syurga oleh Rasulullah SAW. itulah sebabnya, disebutkan dalam hadist, solat yang paling berat bagi orang munafik adalah solat Isyak dan solat Subuh. "Jika mereka mengetahui apa yang ada pada kedua solat itu, nescaya mereka akan melakukan solat itu meski harus dengan merangkak." (Muttafaq alaih).
Ibnu Quddamah r.a menasihati kita untuk selalu menghargai waktu. "Ketahuilah, waktu hidupmu terbatas. Nafasmu sudah terhitung. Setiap desah nafas akan mengurangi nahagian dari dunia. Setiap bahagian usia adalah mutiara yang mahal, tidak ada bandingannya," Demikian ucap Ibnu Quddamah. Dia melanjutkan bahawa satu desah nafas bila digunakan untuk kebaikan, boleh berharga ribuan tahun dalam kenikmatan. Tapi sebaliknya, satu desah nafas boleh menciptakan kesengsaraan ribuan tahun. "Jika engkau memiliki mutiara dunia, engkau pasti sangat terpukul saat mutiara itu hilang. Bagaimana engkau boleh menghilangkan mutiara akhirat dan kebahagianmu dengan menyia-nyiakan jam demi jam dan waktu-waktumu?? bagaimana engkau boleh bersedih bila kehilangan usiamu tanpa ada yang boleh menggantikannya??
Inilah nasihat berharga dari para ulama kita. Sungguh di zaman ini, kita akan melihat banyak orang yang menyia-nyiakan waktu dan umurnya dengan sia-sia. Kebanyakan kita saat ini hanya mengisi waktu dengan maksiat, lalai dari ketaatan dan ibadah, dan gemar melakukan hal yang sia-sia yang membuat lalai dari mengingat Allah. Padahal kehidupan di dunia ini adalah kehidupan yang sangat singkat, tetapi kebanyakan kita lalai memanfaatkan waktu yang telah Allah berikan. Pada tulisan kali ini, ana menyajikan perkataan-perkataan ulama terdahulu mengenai pentingnya menjaga waktu. Semoga dengan merenungkan nasihat para ulama berikut, kita dapat menjadi lebih baik dan tidak menjadi orang yang menyia-nyiakan waktu.
Ya Allah, mudahkanlah kami selaku hamba-Mu untuk memanfaatkan waktu ini dalam ketaatan dan dijauhkan dari kelalaian. Amin Yaa Mujibas Saailin...Sama2 kita bermuhasabah diri....wallahu 'aklam bissowaf..
~Nurmujahiddah Solehah ~
0 Komen tetamu yg baik :-):
Posting Komentar