Bismillaahirrahmaanirrahiim
kerana panahan mata...
Mengingat banyak sekali fitnah di zaman sekarang ini, salah satunya adalah perzinahan di mana-mana. Hal ini menimpa banyak kalangan, tidak hanya orang pada umumnya. Bahkan juru dakwah pun dapat terkena. Tentunya merupakan kewajiban bagi kita semua untuk menghindari hal ini. Bagaimana cara mengindarinya? Caranya adalah dengan menghindari penyebabnya. Dikatakan oleh Ibnul Qayyim al-Jauzi:
Maksiat masuk ke dalam diri seorang hamba melalui empat pintu kemaksiatan. Empat pintu tersebut adalah
- Pandangan
- Bayangan yang melintas dalam hati
- Ucapan
- Langkah
Rasulullah Saw bersabda :
"Pandangan (kepada apa yang diharamkan Allah) adalah panah beracun dari sekian banyak panah-panah Iblis, barang siapa meninggalkannya kerana takut kepada Allah, maka Allah akan memberikan kepadanya kemanisan pada hatinya dalam ibadah kepada Allah". (Al Hadits Asy Syarif)
Mata yang merupakan anugerah Allah Azza Wa Jalla, boleh mendatangkan kemuliaan, tetapi juga boleh mendatangkan laknat yang membinasakan. Mata yang selalu melihat fenomena kehidupan alam dan seisinya, dan kemudian menimbulkan rasa syukur kepada sang Pencipta, selanjutnya akan mendatangkan kemuliaan dan kebahagiaan di sisi-Nya. Sebaliknya, mata yang merupakan anugerah yang paling berharga itu, boleh mendatangkan laknat yang membinasakan bagi manusia, bila ia menggunakan matanya untuk berbuat khianat terhadap Rabbnya.
Di dalam Islam ada jenis maksiat yang disebut dengan ‘zina mata’ (lahadhat). Lahadhat itu, pandangan kepada hal-hal, yang menuju kemaksiatan. Lahadhat bukan hanya sekadar memandang, tetapi diikuti dengan pandangan selanjutnya. Pandangan mata adalah sumber itijah (orientasi) kemuliaan, juga sekaligus duta nafsu syahwat. Seseorang yang menjaga pandangan berarti ia menjaga kemaluan. Barangsiapa yang membiarkan pandangannya, maka manusia itu akan masuk kepada hal-hal yang membinasakannya.
Rasulullah SAW, pernah menasihati Ali :
“Jangan kamu ikuti pandangan pertamamu dengan pandangan kedua dan selanjutnya. Milik kamu adalah pandangan yang pertama, tapi yang kedua bukan”.
Dalam musnad Ahmad, disebutkan, Rasulullah Shallahu Alaihi Wa Sallam, bersabda :
“Pandangan adalah panah beracun dari panah-pandah Iblis. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari keelokkan wanita yang cantik kerana Allah, maka Allah akan mewariskan dalam hatinya manisnya iman sampai hari kiamat”.
Penjelasan hadist itu, tak lain, seperti di jelaskan oleh Rasulullah SAW:
“Tundukkan pandangan kalian dan jagalah kemaluan kalian”. Juga Sabda Baginda : “Jauhilah oleh kalian duduk di pinggir jalan”. Para Sahabat berkata : “Pinggir jalan itu adalah tempat duduk kami, kami tidak boleh meninggalkan”. Baginda bersabda : “Jika kalian harus duduk di jalan, maka berikanlah haknya”. Mereka berkata : “Menundukkan pandangan, dan menahan diri untuk tak menganggu, baik dengan perkataan atau perbuatan, dan menjawab salam”.
Melihat adalah sumber dari segala bencana yang menimpa diri manusia. Melihat melahirkan lamunan atau khayalan, dan khayalan melahirkan pemikiran, pikiran melahirkan syahwat, dan syahwat melahirkan kemahuan, kemahuan itu lantas menguat, kemudian menjadi tekad kuat dan terjadi apa yang selagi tidak ada yang menghalanginya. Dalam hal ini ada hikmah yang mengatakan :
“Menahan pandangan lebih ringan dari pada bersabar atas kesakitan (seksa) setelah itu”.
Seorang penyair Arab bertutur,
"Semua bencana itu bersumber dari pandangan,
Seperti api besar itu bersumber dari percikan bunga api,
Betapa banyak pandangan yang menancap dalam hati seseorang,
Seperti panah yang terlepas dari busurnya,
Berasal dari sumber matalah semua merbahaya,
Mudah beban melakukannya, dilihat pun tak berbahaya,
Tapi, jangan ucapkan selamat datang kepada kesenangan sesaat yang kembali dengan membawa bencana".
Bahaya memandang yang haram adalah timbulnya penderitaan dalam diri seseorang. Kerana tak mampu menahan gejolak jiwanya yang diterpa nafsu. Akibat selanjutnya adalah seorang hamba akan melihat sesuatu yang tidak akan tahan dilihatnya. Ini adalah sesuatu yang menyiksa, yang paling pedih, jangankan melihat semuanya, melihat sebahagian saja tak akan mampu menahan gejolak jiwanya.
Seorang penyair berkata,
"Bila saja engkau melemparkan pandanganmu dari hatimu,
Suatu hari engkau akan merasakan penderitaan, kerana melihat akibat-akibatnya,
Kamu akan melihat seksa yang kamu tidak mampu melihat keseluruhannya,
Dan kamu tidak akan bersabar melihat sebahagiannya saja".
Penyair lainnya berkata,
"Wahai manusia yang melihat yang haram, tidakkah pandangannya dilepaskan,
Sehingga ia jatuh mati menjadi korban".
Pandangan seseorang adalah panah yang berbisa. Namun, yang sangat menghairankan, belum sampai panah itu mengenai apa yang ia lihat, panah itu telah mengenai hati orang yang melihat.
Seorang penyair berkata,
"Wahai orang yang melemparkan panah pandangan dengan serius, kamu sudah terbunuh, kerana yang kau panah, padahal panahmu tidak mengenai sasarannya".
Tentu, yang lebih menghairankan lagi, bahawa dengan sekali pandangan, hati akan terluka dan akan menimbulkan luka demi luka lagi dalam hati. Sakit itu tidak akan hilang selamanya, dan ada keinginan mengulang kembali pandangannya. Ini pesan yang disampaikan dalam bait-bait syair ini,
"Terus menerus kamu melihat dan melihat,
Setiap yang cantik-cantik,
Kamu mengira bahawa itu adalah ubat bagi lukamu,
Padahal sebenarnya itu melukai luka yang sudah ada".
Sebuah hikmah yang mengatakan, “Sesungguhnya menahan pandangan-pandangan kepada yang haram lebih ringan daripada menahan penderitaan yang akan ditimbulkan terus menerus”.
Jagalah matamu, dan jangan engkau kotori setitik debu dosa, yang akan mengantarkan dirimu kepada kebinasaan, kerana pengkhianatan kepada Allah Azza Wa Jalla. Matamu adalah anugerah agar mengenal-Nya, dan kemudian beribadah kepada-Nya, menggapai redha-Nya. Jangan dengan matamu itu, engkau campakkan dirimu ke dalam nafsu durhaka, yang membinasakan.
Betapa banyak manusia yang mulia, berakhir dengan nestapa dan hina, kerana tidak dapat mengedalikan matanya. Matanya tidak dapat lagi menyebabkan seseorang menjadi bersyukur atas anugerah nikmat, yang tak terbatas, yang tak terhingga, bagaikan sinar matahari, yang selalu menerangi alam kehidupannya.
Tetapi, kerana matanya yang sudah penuh dengan hamparan nafsu itu, hidup menjadi penuh dengan kegelapan, yang mengarahkan seluruh kehidupannya hanya diisi dengan segala pengkhianatan terhadap Rabbnya.
Pernah seorang kawan bertanya : “ sanggupkah kita menjaga diri kita dari dosa selama 1 jam ? “ pertanyaan tersebut disampaikan secara main-main, tetapi maknanya cukup dalam.
Kita bayangkan sejak bangun tidur pagi sampai hendak tidur malam siaran talivisyen di rumah sudah menayangkan gambar-gambar yang mempertontonkan aurat baik lelaki mahupun wanita, begitu keluar rumah kita banyak melihat wanita dijalan yang sengaja tidak menutup aurat dengan sempurna malah berpakaian sangat menyakitkan pandangan mata bahkan kalau kita sedang memandu kendaraan tidak mungkin kita berpaling.
Padahal kita tahu bahwa mempertontonkan dan melihat aurat yang bukan muhrimnya sangat dilarang oleh agama, dan Allah Subhana Wa Ta’ala telah menurunkan firmannya, antara lain :
Surat At Tahrim ayat 6
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Surat Al A’raaf ayat 26
Hai anak Adam [530] , sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa [531] itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.
[530]. Maksudnya ialah: umat manusia
[531]. Maksudnya ialah: selalu bertakwa kepada Allah.
Surat An Nuur ayat 30
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."
Surat Al Israa’ ayat 36
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Dan lain-lainya nya, yang berisi pemberitahuan, contoh-contoh dan larangan serta hukumannya bila kita melakukan dosa ( maksiat ) terhadap Allah.
Rasulullah SAW, juga bersabda dalam hadisnya :
1. Perbuatan dosa mengakibatkan sial terhadap orang yang bukan pelakunya. Kalau dia mencelanya maka bisa terkena ujian (cobaan). Kalau menggunjingnya dia berdosa dan kalau dia menyetujuinya maka seolah-olah dia ikut melakukannya. (HR. Ad-Dailami)
2. Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi saw., beliau bersabda : “ Telah ditentukan bagi anak Adam ( Manusia ) bagian zinanya, dimana ia pasti mengerjakannya. Zina kedua mata adalah melihat, Zina kedua telinga adalah mendengar, Zina lisan adalah berbicara, Zina tangan adalah memukul, Zina kaki adaalh berjalan, serta Zina hati adalah bernafsu dan berangan-angan, yang semuanya itu dibuktikan atau tidak dibuktikan oleh kemaluan ( HR. Bukhari dan Muslim )
3. Sayyidina Ali Ra berkata: "Rasulullah menyuruh kami bila berjumpa dengan ahli maksiat agar kami berwajah masam." (HR. Ath-Thahawi)
4. Bagaimana kamu apabila dilanda
Kita bayangkan sejak bangun tidur pagi sampai hendak tidur malam siaran talivisyen di rumah sudah menayangkan gambar-gambar yang mempertontonkan aurat baik lelaki mahupun wanita, begitu keluar rumah kita banyak melihat wanita dijalan yang sengaja tidak menutup aurat dengan sempurna malah berpakaian sangat menyakitkan pandangan mata bahkan kalau kita sedang memandu kendaraan tidak mungkin kita berpaling.
Padahal kita tahu bahwa mempertontonkan dan melihat aurat yang bukan muhrimnya sangat dilarang oleh agama, dan Allah Subhana Wa Ta’ala telah menurunkan firmannya, antara lain :
Surat At Tahrim ayat 6
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Surat Al A’raaf ayat 26
Hai anak Adam [530] , sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa [531] itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.
[530]. Maksudnya ialah: umat manusia
[531]. Maksudnya ialah: selalu bertakwa kepada Allah.
Surat An Nuur ayat 30
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."
Surat Al Israa’ ayat 36
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Dan lain-lainya nya, yang berisi pemberitahuan, contoh-contoh dan larangan serta hukumannya bila kita melakukan dosa ( maksiat ) terhadap Allah.
Rasulullah SAW, juga bersabda dalam hadisnya :
1. Perbuatan dosa mengakibatkan sial terhadap orang yang bukan pelakunya. Kalau dia mencelanya maka bisa terkena ujian (cobaan). Kalau menggunjingnya dia berdosa dan kalau dia menyetujuinya maka seolah-olah dia ikut melakukannya. (HR. Ad-Dailami)
2. Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi saw., beliau bersabda : “ Telah ditentukan bagi anak Adam ( Manusia ) bagian zinanya, dimana ia pasti mengerjakannya. Zina kedua mata adalah melihat, Zina kedua telinga adalah mendengar, Zina lisan adalah berbicara, Zina tangan adalah memukul, Zina kaki adaalh berjalan, serta Zina hati adalah bernafsu dan berangan-angan, yang semuanya itu dibuktikan atau tidak dibuktikan oleh kemaluan ( HR. Bukhari dan Muslim )
3. Sayyidina Ali Ra berkata: "Rasulullah menyuruh kami bila berjumpa dengan ahli maksiat agar kami berwajah masam." (HR. Ath-Thahawi)
4. Bagaimana kamu apabila dilanda
lima perkara? Kalau aku (Rasulullah Saw), aku berlindung kepada Allah agar tidak menimpa kamu atau kamu mengalaminya. (1) Jika perbuatan mesum dalam suatu kaum sudah dilakukan terang-terangan maka akan timbul wabah dan penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa orang-orang terdahulu. (2) Jika suatu kaum menolak mengeluarkan zakat maka Allah akan menghentikan turunnya hujan. Kalau bukan karena binatang-binatang ternak tentu hujan tidak akan diturunkan sama sekali. (3) Jika suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan maka Allah akan menimpakan paceklik beberapa waktu, kesulitan pangan dan kezaliman penguasa. (4) Jika penguasa-penguasa mereka melaksanakan hukum yang bukan dari Allah maka Allah akan menguasakan musuh-musuh mereka untuk memerintah dan merampas harta kekayaan mereka. (5) Jika mereka menyia-nyiakan Kitabullah dan sunah Nabi maka Allah menjadikan permusuhan di antara mereka. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
5. Tiada seorang berzina selagi dia mukmin, tiada seorang mencuri selagi dia mukmin, dan tiada seorang minum khamar pada saat minum dia mukmin. (Mutafaq’alaih)
6. Penjelasan:
Ketika seorang berzina, mencuri dan minum khamar maka pada saat itu dia bukan seorang mukmin.
7. Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat, pendurhaka terhadap kedua orang tua, dan orang yang merelakan kejahatan berlaku dalam keluarganya (artinya, merelakan isteri atau anak perempuannya berbuat serong atau zina). (HR. An-Nasaa’i dan Ahmad)
8. Dari Abu Sa’id Al khudri ra. Dari Nabi saw., beliau bersabda : “Jauhilah oleh kalian duduk dijalan-jalan.” Para sahabat berkata : “ Wahai Rasulullah, kami tidak bisa meninggalkan tempat duduk kami (dijalan) yang kami gunakan untuk berbincang-bincang.” Rasulullah saw bersabda : “ Apabila kalian enggan untuk tidak duduk disana, maka penuhilah hak jalan itu” Para sahabat bertanya : “Apakah hak jalan itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Yaitu memejamkan mata, membuang kotoran, menjawab salam, serta menyuruh berbuat baik dengan mencegah kemunkaran.” ( HR. Bukhari dan Muslim )
Setelah membaca ayat-ayat Allah dan hadis Rasulullah saw., maka perlu kita renungkan, sudah kita mampu menjaga diri kita, keluarga, tetangga, sahabat handai serta masyarakat di sekeliling kita dari pandangan maksiat ?
Jawabannya tentu ada dalam diri kita masing-masing, tentunya kita selaku hamba Nya akan terus berusaha untuk melaksanakan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya, Amiin...
Pandangan Mata - Hijjaz
Pandangan mata selalu menipu
Pandangan akal selalu tersalah
Pandangan nafsu selalu melulu
Pandangan hati itu yang hakiki
Kalau hati itu bersih......
Pandangan mata selalu menipu
Pandangan akal selalu tersalah
Pandangan nafsu selalu melulu
Pandangan hati itu yang hakiki
Kalau hati itu bersih......
Wallahu 'aklam bissowaf...
~Nurmujahiddah Solehah~
0 Komen tetamu yg baik :-):
Posting Komentar